Kurban di Pedalaman merupakan salah satu dari sekian banyak program tahunan Insan Bumi Mandiri (IBM). Kurban di Pedalaman ini berfokus kepada penyaluran di daerah tertinggal di Nusa Tenggara Timur (NTT), IBM menyasar muslim yang jarang mendapat distribusi daging kurban.
Jika di kota-kota besar daging begitu melimpah setiap Idul Adha tiba, lain halnya dengan pedalaman NTT. Meski ada beberapa peternak daerah, tapi tak setiap tahun mereka bisa rasakan nikmatnya daging kurban. Kondisi ekonomi masyarakat jadi alasan utamanya.
Jangankan untuk berkurban, kadang untuk makanan pokok pun mereka kesulitan membelinya. Karena itulah, sejak tahun 2016, IBM menggagas program Kurban di Pedalaman.
Kurban di Pedalaman Tahun 2022 di Tengah Wabah PMK
Jelang Idul Adha, wabah PMK yang menyerang sapi-sapi ternak membuat banyak masyarakat khawatir. Untungnya, NTT menjadi wilayah yang bersih dari PMK. Karena itu pula, NTT menjadi salah satu pemasok utama hewan kurban di beberapa pulau.
Kebanjiran pesanan ini tidak turut dirasakan oleh peternak lokal. Mereka yang hewan ternaknya terhitung jari tak bisa turut menjual hewan ke luar pulau. Sementara, warga sekitar pun daya belinya rendah.
Kurban di Pedalaman Berdayakan Peternak Kecil di Daerah
Kebanyakan peternak kecil di daerah pedalaman NTT tak bisa ikut girang seperti peternak di kota setiap Idul Adha. Namun, program Kurban di Pedalaman juga memiliki misi besar untuk memberdayakan mereka. Supaya mereka bisa ikut rasakan meriahnya hari raya. Tak hanya dari distribusi dagingnya, tapi juga dari ramainya pesanan.
“Biasanya hewan saya hanya laku 1 atau 2, tapi sekarang jadi laku semua. Saya bisa ambil hewan baru lagi. Saya bersyukur ada program ini (Kurban di Pedalaman)” tutur salah seorang peternak di Lembata, NTT
Menjangkau Wilayah Paling Terpencil NTT
Perjalanan panjang dilalui untuk mengantarkan distribusi kurban ke daerah di pedalaman NTT. Salah satunya ke Rote, wilayah paling selatan Indonesia. Warga yang mayoritasnya berprofesi sebagai nelayan turut membantu proses penyembelihan, ibu-ibu pun tak mau kalah dengan masak bersama daging kurban. Kenikmatan dan kebahagiaan hari raya pun jadi menggema ke seantero pulau.
Cerita haru lain pun terjadi di Alor. Alor adalah salah satu kabupaten di NTT yang juga merupakan wilayah kepulauan. Antar desa saja akomodasinya harus menggunakan kapal.
Pun saat harus mencari kambing kurban, tim relawan harus berangkat ke Pulau Kangge. Jaraknya 2 jam menggunakan perahu. Setibanya di sana, tim relawan yang dibantu peternak lokal harus berkejaran dengan kambing yang dilepaskan di pulau itu. Setelah berhasil ditangkap, kambing dinaikkan satu-satu ke kapal.
Baca Juga: 6 Cara Kurban Online di Pedalaman
Setelah berhasil menangkap kambing dan menaikkannya ke perahu, tim relawan dan peternak pun berlayar ke Baranusa. Di ujung pulau, anak-anak sudah berjajar menunggu. Rupanya mereka tak sabar merasakan kemeriahan Idul Adha lagi. Maklum, daging adalah hal yang jarang mereka konsumsi. Jika tidak ada Kurban di Pedalaman, bahkan tak sampai setahun sekali mereka mengkonsumsinya. Ekspresi gembira usai pemotongan dan pembagian pun tak bisa disembunyikan dari wajah mereka.
Baca Juga: Salurkan Kebahagiaan dan Kuatkan Persaudaraan dengan Kurban Pedalaman
2022, Pelayaran Kebahagiaan Kebahagiaan yang Tak Pernah Putus
Di tahun 2021, saat Idul Adha dirayakan dalam pembatasan ketat akibat pandemi pun kurban terus berlayar. Tahun 2022, kebahagiaan ini pun tidak terputus. Justru menyebar semakin luas, menebar manfaat sampai jauh, membahagiakan semakin banyak orang. Tak hanya warga dewasa, anak-anak pun tak kalah gembira.
Kurban di Pedalaman yang banyak manfaat, selain membagikan daging sehat, juga menjaga bumi tetap lestari dengan mengurangi sampah plastik. Pembagian daging menggunakan besek khas NTT, daun kelapa, atau bahkan wadah dari rumah.
Semoga pelayaran kebaikan ini berlayar semakin panjang, menebarkan kebahagiaan ke daerah pedalaman lainnya. Terima kasih untuk Anda yang sudah ikut dalam pelayaran, semoga niat dan kebaikan Anda dibalas dengan beribu lipat kebaikan.