Ramadhan

Apa Hukumnya Membatalkan Puasa dengan Sengaja di Bulan Ramadhan

hukum membatalkan puasa

Sahabat tidak terasa Ramadhan di tahun 2022 semakin dekat. Di bulan ini juga, umat muslim di seluruh dunia wajib melakukan ibadah puasa. Puasa sendiri merupakan ibadah dimana kita menahan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tak hanya menahan hawa nafsu dari makan dan minum saja, namun juga perbuatan maksiat lainnya.

Berpuasa pada bulan Ramadhan hukumnya adalah wajib bagi umat muslim. Perintah wajib ini telah diserukan kepada pendahulu kita. Hal ini dijelaskan sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi:

“Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” 

Syarat-Syarat Sah Puasa

Terdapat lima syarat sah berpuasa yang harus dilakukan oleh umat muslim, agar ibadah puasa yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT. Dikutip dari artikel  Dalam Islam, syarat sah tersebut antara lain adalah:

1. Islam

Ibadah puasa yang diterima haruslah dilakukan oleh orang-orang ayng beragama islam. Jika seseorang yang bukan islam melakukan puasa, maka tidak sah puasa yang mereka lakukan.

2. Menahan diri dari hawa nafsu

Hawa nafsu pada hal ini tidak hanya berhubungan dengan makan dan minum. Ketika melakukan puasa, umat muslim harus menahan godaan berbuat maksiat seperti menggunjing orang lain, dan perbuatan tercela lainnya. Sebisa mungkin, kita harus menahan lisan saat berpuasa. Perbanyak rasa sabar serta mengontrol emosi. 

3. Suci dari haid dan nifas

Wanita yang sedang haid dan dalam masa nifas tidak diwajibkan untuk berpuasa. Hal ini didasari oleh hadits yang berbunyi:

Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah seraya berkata, ‘Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ shalat?’ Maka Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ‘ Aku menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.

Namun berdasarkan perintah tersebut, puasa yang ditinggalkan itu wajib diganti (di-qadha) selepas bulan Ramadhan. 

4. Mumayyiz

Mumayyiz berarti sudah memasuki usia 5-11, dimana mereka dapat membedakan baik dan buruk. Dalam artian, jika seorang anak yang sudah memasuki usia tersebut melakukan puasa, maka sah-lah ibadah puasanya meski tidak ada kewajiban. Akan tetapi, pengajaran berpuasa sejak dini harus ditanamkan oleh orang tua. Hal ini untuk membiasakan berpuasa sedari kecil.  

5. Niat

Niat dilakukan sebelum terbit fajar, atau sebelum ibadah puasa dilakukan. Adapun lafal dari niat puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Artinya, “Sengaja aku berniat puasa wajib Ramadhan besok hari, tahun ini, karena Allah ta’ala.”

Baca Juga: 8 Keutamaan Memberi Makan Orang yang Sedang Berpuasa

Syarat-syarat Wajib Berpuasa

Menurut Tuasikal (2021), ada empat yang menjadikan muslim wajib untuk berpuasa. Hal-hal itu adalah:

1. Islam

Orang yang beragama islam diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan. Oleh karena itu, orang yang bukan islam tidak memiliki kewajiban.

2. Baligh

Baligh pada hal ini adalah dewasa. Bagi kaum muslim, balighnya seseorang ditandai dengan ihtilam pada laki-laki, dan hadi pada perempuan. Namun jika tanda-tanda tersebut belum atau tidak datang, maka patokan umur menjadi salah satu tanda seseorang baligh. Biasanya, patokan umur adalah 15 tahun. Usia yang lebih dari 15 tahun sudah diwajibkan untuk berpuasa. 

3. Berakal

Orang yang tidak berakal atau gila, serta orang yang tidak sadarkan diri, mereka tidak memiliki kewajiban berpuasa. Akan tetapi, ketika kembali kesadarannya, mereka diwajibkan berpuasa. 

4. Mampu 

Orang mampu di sini, berarti sanggup secara syar’i dan fisik. Orang yang sakit parah yang tak kunjung sembuh dan orang-orang dalam usia senja tidak memiliki kewajiban untuk berpuasa. Namun, orang tersebut wajib untuk membayar fidyah.

Hal-hal Yang Membatalkan Puasa

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai untuk kita hindari. Hal ini karena, kegiatan tersebut dapat membatalkan puasa kita. Beberapa hal-hal yang membatalkan ibadah puasa, dikutip dari artikel, antara lain:

1. Makan dan minum

Makan dan minum di siang hari akan membatalkan puasa. Namun, ketika sahur dan berbuka, tidak ada larangan untuk menahan makan dan minum.

2. Melakukan hubungan suami isteri

Selama berpuasa, dilarang melakukan hubungan suami isteri dan diperintahkan untuk menjaga syahwat, baik itu pada hubungan yang sah. Namun ketika satu puasa selesai dilakukan, diperbolehkan kembali untuk melakukan hubungan suami isteri.

3. Keluar mani dengan sengaja

Mengeluarkan air mani secara sengaja selama ibadah puasa berlangsung akan membatalkannya.

4. Keluar darah haid dan nifas

Keluarnya darah pertama setelah melahirkan disebut dengan nifas. Darah nifas adalah cara tubuh mengeluarkan darah, lendir dan jaringan plasenta dari rahim. Nifas sendiri pada umumnya akan keluar selama 2-6 minggu, bahkan bisa lebh dari itu.

Sementara itu, haid adalah darah yang keluar dari rahim seorang wanita pada waktu-waktu tertentu yang bukan karena disebabkan oleh suatu penyakit atau karena adanya proses persalinan.

Ketika seorang muslim mengalami kedua peristiwa tersebut maka puasanya akan batal.

5. Muntah dengan sengaja

Jika seorang muslim yang berpuasa sengaja membuat dirinya muntah, maka puasa akan batal. 

Hukum Membatalkan Puasa Ramadhan dengan Sengaja

Bagi umat muslim yang sengaja membatalkan puasa ramadhan tanpa ada sebab, maka berdosa baginya. Hal ini menyebabkan mereka wajib untuk melakukan taubat nasuha dan membayar puasa sebanyak hari yang ditinggalkan.

Adapun hadits yang mendukung hukum ini adalah:

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Pada saat kami tidur, ada dua orang laki-laki yang menghampiriku seraya membopong saya.’ Lalu beliau melanjutkan ucapannya yang di antaranya, ‘Kemudian mereka berdua membawaku, kemudian terlihat ada suatu kaum yang sedang digantung di tunggangan mereka, pipi bagian bawahnya robek dan mengalirkan darah, saya berkata,”Siapa mereka?”. Dia berkata, “Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum puasanya sempurna.” (HR. An-Nasa’i dan dishahihkan oleh Albani Ash Shihah)

Oleh karena itu, jika syarat wajib berpuasa terpenuhi, maka umat muslim wajib untuk berpuasa. Apabila membatalkan puasa, berdosa bagi mereka dan wajib untuk menggantinya serta bertaubat.

Baca juga : Hikmah Ramadhan dan Kaitannya dengan Hidup Sederhana

Referensi

Tausikal, M. A. 2021. Fikih Puasa (1): Syarat Wajib Puasa. https://muslim.or.id/16739-fikih-puasa-1-syarat-wajib-puasa.html