Tentang IBM

Stop Bullying! Support Penderita Facial Cleft untuk Menggapai Mimpi

Facial cleft merupakan suatu istilah untuk kondisi di mana adanya kelainan dalam ketidaksesuaian (malformasi) kongenital bentuk pada tengkorak dan wajah yang mencakup celah dan berkembang ke dalam berbagai bentuk. Insidensi malformasi kongenital adalah 1 dari 33 kelahiran.

Facial cleft sendiri melibatkan daerah sekitar mulut dan hidung hingga jaringan lunak dan tulang pada dagu, mata, telinga, kening dan dapat sampai ke batas rambut. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya facial cleft sudah pernah kami bahas pada artikel sebelumnya yang dapat kamu baca di sini.

Bagi mereka yang tidak mengerti, acapkali para penderita facial cleft ini dijadikan sebagai sasaran bullying. Menurut Tim Sejiwa, bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.

Baca Juga: Titah: Pejuang Facial Cleft yang Penuh dengan Prestasi

Bullying dapat terjadi kepada siapa saja, tapi yang kerap terjadi adalah pada usia remaja dan anak-anak. Remaja yang menjadi korban bullying biasanya akan mengalami masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental disebabkan karena tekanan dan perundungan yang ia terima. Sementara pada anak-anak, biasanya akan mengalami masalah mental seperti depresi, gelisah, merasa takut dengan lingkungan sekitarnya karena adanya trauma yang biasanya akan terbawa hingga ia dewasa.

Pada penderita facial cleft, bullying selalu disasarkan pada kondisi mereka yang tidak biasa, sehingga menimbulkan tekanan yang membuat mereka selalu merasa lebih rendah daripada orang lain di sekitarnya yang tidak menderita kondisi sama.

Mereka Juga Punya Mimpi

titah pejuang facial cleft yang penuh dengan prestasi

Terlepas dari kondisi istimewa dan berbeda dengan kebanyakan orang di sekitarnya, para penderita facial cleft adalah manusia yang sama seperti kita. Mereka punya rasa dan logika, mereka punya mimpi yang ingin diwujudkan di masa depan mereka, hal ini haruslah kita sadari dan kita paham.

Banyak dari mereka memiliki prestasi yang bahkan melebihi orang-orang di sekitarnya. Contohnya adalah Titah, terlahir dengan kondisi yang berbeda yakni facial cleft membuatnya kerap menjadi sasaran bullying. Hal ini pun sempat membuat Titah merasa minder.

Namun, dengan menguatkan hati dan pantang menyerah Titah berhasil melewati itu semua. Dengan kondisi facial cleft yang ia alami, Titah berhasil menjadi seorang siswa yang berprestasi hingga saat ini. Sebuah pembuktian jika ia tidak akan kalah dengan kondisi fisik dan bullying yang ia alami.

Stop Bullying! Penderita Facial Cleft Bukanlah Objek Bully

Bagi sebagian orang, melakukan bullying secara verbal maupun kontak fisik merupakan cara untuk mencari kesenangan dan menyatakan jika dirinya lebih kuat daripada yang lain. Mereka yang mengalami facial cleft acapkali menerima perlakukan bullying. Padahal, jelas-jelas bullying adalah tindakan yang sangat salah dan tidak seharusnya dilakukan. Menghibur diri dengan menyudutkan orang lain dan membuatnya depresi bukanlah sebuah hal yang baik.

Sebuah perbedaan tidak seharusnya dijadikan bahan bullying, apalagi jika ditujukan kepada para penderita facial cleft. Kondisi yang mereka alami seharusnya menjadi alasan bagi kita untuk bersyukur dan saling mengasihi, bukan sebaliknya. Karena setiap manusia itu kedudukannya sama di mata Tuhan, bagaimanapun kondisi fisiknya.

Baca Juga: Mengenal Facial Cleft, Penyakit Kelainan Wajah yang Langka

Penderita facial cleft bukanlah objek bullying, banyak hal bermanfaat yang bisa dilakukan bersama mereka. Ajaklah mereka untuk berinteraksi sebagaimana seharusnya. Ajak mereka berbicara, berbagi dan bercerita agar keadaan yang mereka alami, dengan begitu tidak akan membuat mereka merasa berbeda.

Mulai detik ini, berhentilah menjadi pelaku bully dan mulailah menjadi orang yang peduli. Sebarkan kebaikan dan motivasi kepada seluruh manusia tanpa melihat apakah mereka terlahir dengan kondisi yang sama ataupun berbeda.

Para penderita Facial Cleft, adalah saudara kita…

Referensi:

http://www.unair.ac.id/site/article/read/715/rs-unair-tangani-kasus-facial-cleft-untuk-pertama-kali.html