Inspiratif

Perbedaan Anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu dalam Islam

perbedaan anak yatim piatu dalam islam

Memberikan santunan terhadap anak yatim merupakan aktivitas yang begitu mulia dalam ajaran Islam. Bahkan secara khusus pada tanggal 10 muharram dikenal sebagai hari anak yatim. Menariknya pada momen tersebut, umat Islam berbondong-bondong untuk memberikan santunan bagi anak yatim. Namun, siapakah yang disebut anak yatim? Apa yang membedakan anak yatim, anak piatu dan anak yatim piatu? Berikut penjelasannya.

Perbedaan Anak Yatim dan Piatu

Baik antara yatim, piatu dan yatim piatu memiliki perbedaan yang begitu terlihat. Berdasarkan pengertian syariat, seorang anak yatim adalah anak yang ditinggal meninggal oleh ayahnya dalam usia baligh. Sementara itu, anak piatu merupakan kondisi dimana ketika anak ditinggal meninggal oleh ibunya di usia sebelum baligh.

Berikutnya pada saat anak tersebut ditinggal oleh ibu dan ayahnya maka disebut sebagai yatim piatu. Oleh karena itu, Islam menempatkan bahwa memberikan santunan terhadap anak yatim piatu lebih utama dibandingkan memberikan santunan terhadap anak yatim dan maupun anak piatu.

Apalagi, anak yatim piatu tidak hanya mengalami kondisi kekurangan secara fisik saja. Namun juga mereka merasakan kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sebagaimana Islam menyayangi anak yatim piatu melalui Al Quran Surat Al-Baqarah Ayat 220:

“Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,” (QS. Al-Baqarah [2]: 220).

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.[HR al-Bukhari no. 4998 dan 5659]

Hadist yang agung tersebut menunjukkan betapa besarnya keutamaan dan pahala yang akan didapatkan bagi orang yang menyantuni anak yatim, sehingga imam al-Bukhari rahimahullah mencantumkannya dalam bab: Keutamaan Orang yang Mengasuh Anak Yatim.

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits tersebut:

  1. Makna hadits ini: orang yang menyantuni anak yatim di dunia akan menempati kedudukan yang tinggi di surga dekat dengan kedudukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Yang dimaksud dengan “menanggung anak yatim” adalah mengurusi dan memperhatikan semua keperluan hidupnya, seperti nafkah (makan dan minum), pakaian, termasuk mengasuh dan mendidiknya dengan pendidikan Islam yang benar.
  3. Sementara itu, yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya sebelum anak itu mencapai usia dewasa.
  4. Keutamaan dalam hadits ini berlaku bagi orang yang menyantuni anak yatim dari harta orang itu sendiri atau harta anak yatim tersebut jika orang tersebut benar-benar yang mendapat kepercayaan untuk itu. Misalnya, bagi seseorang yang menjaga panti asuhan dan mendapatkan donasi dari orang lain.
  5. Demikian pula, keutamaan ini berlaku bagi orang yang menyantuni anak yatim yang memiliki hubungan keluarga dengannya atau yang sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga dengannya.

Begitu besarnya keutamaan menyantuni anak yatim, maka dari itu Sahabat bagaimana jika Anda mendapatkan kesempatan untuk menyantuni anak yatim tersebut? Kabar baiknya kini menyantuni anak yatim tidak sulit, karena Anda bisa melakukannya secara online melalui link berikut.

Demikian penjelasan mengenai perbedaan antara anak yatim, anak piatu dan anak yatim piatu. Semoga kita senantiasa mendapatkan hidayah dan juga petunjuk agar senantiasa bisa berbuat baik selama masih hidup di dunia ini. Aamiin