Pandemi Corona atau yang biasa kita sebut covid-19 sudah hampir satu tahun lebih menjangkiti dunia saat ini. Ada begitu banyak dampak yang dirasakan mulai dari bidang pendidikan, kesehatan dan bahkan yang paling parah hingga ke ekonomi. Salah satunya adalah belajar daring yang saat ini sudah mulai dijalankan dibeberapa sekolah.

Di akhir tahun 2020 kita juga dikagetkan dengan berita dan juga pernyataan dari menteri pendidikan kita Pak Nadim Makarim bahwa PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau belajar daring akan dihentikan dan kemudian diganti dengan sekolah/kuliah tatap muka.

Hal ini tentunya mengundang banyak polemik diantara para siswa, maupun orang tua, tak jarang kekhawatiran pun bermunculan dari masyarakat. Namun, tak hanya kekhawatiran beberapa candaan pun muncul dari para netizen seperti yang bisa kita lihat disalah satu cuitan twitter berikut ini.

“Januari 2021 udah mulai sekolah offline lagi aku yang gak ngerti apa apa,” kata akun @WianHannaa

Respon netizen memang bermacam-macam, ada yang memandangnya secara serius akan tetapi ada juga yang memilih untuk merespon dengan candaan. Namun, ternyata (baru-baru ini) di awal tahun 2021 muncul kebijakan baru di mana tenyata sekolah tatap muka untuk tahun pelajaran 2020/2021 dibatalkan dan beberapa sekolah tetap mengadakan belajar daring kembali.

Dampak Pembelajaran Jarak Jauh (Belajar Daring) Bagi Para Siswa di Indonesia

Jika kita tengok tampaknya masih banyak siswa di indonesia yang belum siap untuk belajar secara daring. Tak jarang banyak orang tua siswa yang mengeluh karena kebijakan ini (terutama bagi mereka yang memiliki anak yang duduk di tingkat sekolah dasar). Di sisi lain, pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko bertambahnya masyarakat indonesia yang terjangkit oleh virus covid-19, maka dari itu kebijakan sekolah secara tatap muka ditunda terlebih dahulu.

Nah, buat kamu yang masih sekolah atau kuliah tenang. Mungkin beberapa tips ini bisa dilakukan oleh siswa dan juga orang tua supaya kegiatan belajar di rumah tetap efektif dan juga menyenangkan.

1. Membuat Jadwal Belajar Sendiri

Bagi beberapa orang tua memang kadang sulit untuk mengingatkan anaknya yang masih kecil untuk belajar. Hal ini dikarenakan siswa yang duduk di bangku sekolah dasar kebanyakan belum memiliki kesadaran akan betapa pentingnya belajar dan juga sekolah.

Nah, bagi para orang tua bisa membuat jadwal belajar diluar jam sekolah sehingga siswa bisa dengan terbiasa belajar walau tanpa adanya kewajiban sekaligus membuat belajar menjadi lebih menyenangkan.

Tapi, buat kamu yang sudah berada di bangku sekolah menengah maupun perguruan tinggi bisa juga membuat agenda belajar kamu sendiri. Tentunya dibuat senyaman mungkin juga ya!

2. Koneksi Internet yang Stabil

Kalau ini sering banget sih, tak sedikit masalah siswa dalam mengikuti sekolah daring (PJJ) pembelajaran jarak jauh mengalami kendala dikarenakan koneksi atau jaringan internet yang kurang stabil.

Sehingga membuat siswa menjadi sulit untuk mengikuti pembelajaran di kelas bersama dengan guru maupun teman-teman siswa lainnya. Akibatnya siswa jadi tertinggal topik pelajaran tertentu, dan biasanya mulai muncul rasa malas untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

3. Mengobrol dan Bermain Secara Daring dengan Teman Sekolah/Kuliah

Bagi para siswa/mahasiswa yang baru masuk ke sekolah baru tentu akan merasakan kondisi yang sedikit berbeda dibandingkan dengan sekolah mereka sebelumnya.

Bertemu orang baru dan juga menikmati topik-topik baru pun akan dirasakan juga. Kalau biasanya bisa bertemu secara langsung sekarang justru tidak bisa dikarenakan adanya jarak yang memisahkan.

Cara ini bisa dibilang efektif untuk mengatasi kejenuhan para siswa saat belajar karena mereka merasa terhubung dengan teman-temannya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan mulai dari bermain online games yang sama hingga saling mengobrol melalui aplikasi seperti zoom, google meet dan juga aplikasi lainnya.

Masih Banyak Mereka yang Kurang Berutung

Terlepas dari itu semua ternyata masih banyak saudara kita yang belum bisa merasakan sekolah/kuliah secara daring dengan maksimal. Hal ini dikarenakan keterbasan-keterbatasan yang mereka alami. Mulai dari fasilitas yang kurang mendukung hingga kondisi yang terkadang memaksa mereka untuk berhenti sekolah. Sahabat bisa menyalurkan bantuannya di sini.