Kisah Pedalaman

Mengenal Sejarah Kerajaan Islam di Papua

kerajaan islam di papua

Tahukah Sahabat bahwa zaman dahulu, ada beberapa kerajaan Islam di Papua? Ini merupakan fakta yang tidak banyak diketahui mengingat penduduk Islam di sana hanya berjumlah 22% menurut sensus penduduk tahun 2010.

Papua memang tidak identik dengan agama Islam, kendati Maluku, pulau yang tak jauh dengannya, mendapatkan pengaruh Muslim kental.

Kerajaan Islam di Papua

Banyaknya penduduk yang beragama Nasrani dipengaruhi oleh kedatangan misionaris Jerman pada tahun 1855, itulah alasan yang membuat persebaran agama antara Maluku dan Papua cukup kontras.
Jejak-jejak kerajaan Islam di Papua patut dipelajari sebagai salah satu jejak sejarah Nusantara. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Kerajaan Waiego

potret pedesaan di papua pada masa kerajaan islam

Salah satu kerajaan Islam di Papua adalah Waigeo. Terletak di gugusan Raja Ampat, Waiego merupakan salah satu kerajaan Islam yang cukup tenar pada masanya. Ia memiliki kerjasama kuat dengan Kesultanan Ternate dan Tidore.

Hubungan kerjasama ini juga merupakan salah satu hal yang mengubah kerajaan inj menjadi kerajaan Islam.

Sebelum kedatangan Islam, Kerajaan Waiego juga memperdagangkan budak. Namun, hal tersebut tidak lagi dilakukan lantaran tak sesuai dengan syariat.

Hasil alam yang diekspor oleh Waiego adalah kayu-kayuan, pala, kerang mutiara, dan sebagainya.

Pusat kekuasaan kerajaan di Raja Ampat adalah daerah Wewayai, Papua Barat, pulau yang terbesar pada gugusan tersebut. Hingga kini, pemeluk Muslim di Papua Barat tergolong banyak, bahkan mencapai 50% pada tahun 2018 lalu.

2. Kerajaan Misool

Inilah kerajaan Islam di bumi Papua yang kerap dikenal sebagai pusat terumbu karang. Misool terletak di kepulauan Raja Ampat dan juga Semenanjung Onim Fakfak.

Pengaruh kental Islam di sana disebabkan oleh kekuasaan dari Kesultanan Tidore dan juga Ternate.

Pengaruh kesultanan Tidore adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan Ternate. Namun, kerjasama terjalin baik antara kerajaan dengan dua pemerintahan di Maluku tersebut.

Masuknya Islam ke Kerajaan Misool diterima dengan baik. Pasalnya, penyebaran agama dilakukan dengan pendekatan yang bersahabat.
Islam masuk ke Kerajaan Misool melalui perdagangan, perkawinan, dan juga pembangunan berbagai macam pesantren.

3. Kerajaan Salawati

kerajaan salawati menjadi salah satu kerajaan yang

Salawati adalah bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore. Mengingat hal tersebut, tidak mengherankan apabila pengaruh Islam begitu kental di sana.

Kerajaan Salawati bisa dibilang cukup modern karena terdapat pranata masyarakat kuat dan institusi yang memang mengatur hal tersebut.
Islam di Salawati sendiri memang lebih berfokus pada ibadah serta tauhid, alih-alih mengatur tentang pranata masyarakat.

Hasil alam Salawati juga kurang lebih sama dengan dua kerajaan Islam sebelumnya, lantaran letak geografis yang serupa.

4. Kerajaan Saialolof

Kerajaan Islam di Papua yang berikutnya adalah Saialolof. Lokasinya tepat di wilayah kepala burung dari Pulau Papua itu sendiri.
Struktur pemerintahan Kerajaan Sailolof sendiri cukup kuat. Ada dua posisi penting yang mengatur di sana.Posisi pertama adalah Fun Kalana alias monarki Sailolof.

Dalam pemerintahan, Fun Kalana dibantu oleh beberapa staf penting istana, seperti punggawa, logistik, serta asisten komunikasi.
Ada pula Rat Adat. Di era modern, fungsinya kurang lebih sama dengan parlemen. Tugasnya untuk berkoordinasi dengan istana, kontrol terhadap kebijakan pemerintah, serta membantu beberapa tugas kerajaan

5. Kerajaan Fatagar

Kerajaan ini terletak di daerah Kabupaten Fakfak yang awalnya berpusat di Onin. Namun, konflik dengan pemerintahan Rumbati membuatnya pindah ke Ega.

Kerajaan Fatagar juga kental akan pengaruh Islam akibat kerjasama dengan Kesultanan Tidore. Hanya saja, setelah Belanda datang, pengaruhnya menjadi kuat.

Pengaruh Belanda ini membuat sistem kerajaan berangsur-angsur hilang. Pasalnya, ia ikut campur dalam berbagai urusan dan menggaji para raja. Inilah yang memperkuat penjajahan negara tersebut di sana.

Baca Juga : Ketimpangan Sosial Wilayah Indonesia Timur dan Barat

Runtuhnya Kerajaan Islam di Papua

Pasti dari sekian Sahabat bertanya-tanya, kenapa sih kerajaan Islam di Papua bisa runtuh. Mengapa kerajaan Islam di daerah Papua telah luntur pengaruhnya? Bahkan, fakta mengenai pemerintahan Islami pun tidak banyak diketahui orang-orang. Ada beberapa alasan yang mendasari runtuhnya kerajaan Islam di Papua. Sebab-sebab itu antara lain adalah:

1. Runtuhnya Pengaruh Ternate dan Tidore

runtuhnya pengaruh ternate dan tidore

Harus diakui bahwa keberadaan kerajaan Islam di Papua dipengaruhi oleh kesultanan Ternate dan Tidore.

Keduanya sangat lekat dengan sistem yang Islami dan punya hubungan erat dengan berbagai kerajaan di Papua karena letak geografis yang cukup dekat.

Sejak kedua kesultanan itu hilang pengaruhnya, secara otomatis kerajaan-kerajaan Islam di Papua, yang notabene banyak dikuasai oleh Ternate-Tidore, menjadi runtuh perlahan-lahan.

2. Masuknya Misionaris

Misionaris dari Jerman masuk ke Papua pada tahun 1855. Mereka membawa misi untuk menyebarkan agama Kristen. Agama ini rupanya cukup diterima di Papua, karena sebelumnya akarnya sudah kuat akibat penjajahan. Itulah alasan mengapa agama Kristen merupakan salah satu keyakinan dengan pemeluk terbanyak di Papua.

3. Penjajahan di Indonesia

Penjajahan di Indonesia memang mampu mengadu domba banyak kerajaan. Hal tersebut terjadi pada Maluku dan Papua. Pada saat perang, Portugis memihak Papua. Sementara itu, Spanyol memihak Tidore. Masalah ini memicu hubungan yang buruk antara kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Tidore dan Papua sekaligus menghancurkan keduanya.

4. Pengaruh Islam yang Tidak Terlalu Kuat

pengaruh islam di papua sudah tidak sekuat dulu

Beberapa daerah, seperti Tidore misalnya, masih dihuni oleh masyarakat dengan mayoritas penduduk Muslim. Kondisi Papua agak berbeda. Kedatangan penjajah dan misionaris membuat pengaruh Islam menjadi lebih lemah.

Selain itu, pada dasarnya, pengaruh Islam sendiri tidak kental berasal dari kerajaan Muslim di sana. Mereka berasal dari hubungan kerjasama dan kekuasaan Ternate-Tidore. Maka dari itu, cukup wajar jika pengaruh Islam di sana tidak sekuat pengaruh agama lain.

Walaupun pengaruh Islam di Papua tidak sebesar pada zaman kerajaan, tetapi jumlah penduduk Muslim di sana cukup banyak. Tentu saja ada banyak kebutuhan masjid yang belum terpenuhi di sana.

Sahabat bisa membantu membangun masjid atau memberikan sumbangan di bidang lain melalui sistem crowdfunding dari Insan Bumi Mandiri.
Dana yang diterima akan diteruskan kepada penggalang dan Sahabat pun bisa melihat transparansi data sumbangan.

Melihat sejarah kerajaan Islam di Papua tentunya membangkitkan semangat ukhuwah Islamiah untuk membantu sesama muslim yang membutuhkan.

Sahabat, tak hanya di Papua, umat muslim di Nusa Tenggara Timur juga termasuk minoritas dan masih membutuhkan bantuan. Mari bantu mereka dengan klik di sini.