Kurban

Penyebab Terjadinya Kelaparan di Somalia

kelaparan di afrika

Kelaparan menjadi salah satu bencana kemanusiaan yang biasanya menyerang kawasan tertentu. Tercatat sepanjang sejarah begitu banyak jejak kelam dari adanya kelaparan ini, salah satunya adalah meninggalnya banyak penduduk dalam suatu wilayah tersebut.

Bencana Kelaparan Tanduk Afrika

Wilayah Afrika pun pernah mengalami bencana kelaparan yang sungguh mengerikan. Diikenal dengan nama Tanduk Afrika, kelaparan Tanduk Afrika ini terjadi pada tahun 2011 di wilayah Afrika Timur meliputi Somalia, Etiopia dan juga Kenya.

Kelaparan tersebut tiada lain dikarenakan bencana kekeringan yang menyebabkan krisis pangan. Bahkan disebutkan juga bahwa hal tersebut merupakan yang terparah sepanjang 60 tahun terakhir.

Kekeringan itu juga membuat banyaknya masyarakat harus kehilangan mata pencahariannya, khususnya bagi mereka yang selama ini mengandalkan sektor pertanian dan juga perkebunan untuk bertahan hidup. Bahkan hingga saat ini Somalia masih mengalami kekeringan.

Baca Juga: Fakta Penyebab Banjir Bandang di NTT

Bantuan Internasional

Sejauh ini, berbagai upaya sudah dilakukan oleh berbagai lembaga internasional untuk mengatasi bencana tersebut, termasuk PBB. Mulai dari memberikan paket sembako, bantuan air bersih, serta pembangunan beberapa fasilitas yang dapat menunjang kehidupan mereka.

Salah satu negara yang mengalami bencana kelaparan adalah Somalia. Tidak hanya itu, Somalia juga mengalami beberapa krisis politik yang membuat kebijakan demi kebijakan yang ada di sana berubah-ubah. Termasuk juga perang saudara yang terjadi antara pemerintah dengan kelompok bersenjata.

Pandemi Covid-19

Pandemi COVID-19 masih melanda Somalia

Saat ini, di tengah pandemi COVID-19, 5,9 juta penduduk yang ada di Somalia membutuhkan bantuan dikarenakan dampak gabungan tersebut. Iklim yang ada di negara tersebut juga memang akhir-akhir ini sedang kurang baik. Tak jarang bencana alam seperti kekeringan banjir dan juga wabah hama belalang kerap membuat penduduk menjadi kelaparan.

Sangat disayangkan memang, Somalia harus menderita krisis tersebut. Tak hanya itu, bahkan terkadang bantuan internasional pun harus dihadang oleh kelompok bersenjata yang mengatasnamakan Al-Shabab yang mulai beroperasi sejak tahun 2006 silam.

Baca Juga: 3 Langkah Strategis untuk Kurangi Lonjakan Pengangguran Akibat Pandemi Covid-19

Belalang Gurun

Seolah-olah ini tidak cukup, negara itu menderita serangan belalang gurun yang menghancurkan beberapa tanaman dan padang rumput yang selamat dari banjir dan sekarang karena curah hujan di bawah rata-rata, setidaknya 34 distrik menghadapi kekurangan air yang mengkhawatirkan dengan laporan pra-kekeringan.

Lebih dari 116.000 orang Somalia juga mengungsi karena kekurangan air antara Oktober 2020 dan Maret 2021. Daerah yang paling parah terkena dampak adalah di Somaliland, Puntland, Galmudug, Hirshabelle, dan Jubaland.

Hal tersebut dilakukan karena mereka takut terulang kembali kekeringan parah tahun 2017 silam yang menewaskan seperempat juta orang. Somalia sudah menghadapi situasi ketahanan pangan yang rapuh karena kekeringan dan kelaparan sebelumnya.

Krisis pangan di Somalia adalah akibat dari perubahan cepat dari kekeringan ke banjir, serta kekerasan dan konflik. Selain itu berturut-turutnya hujan dan panen yang buruk telah menghancurkan tanaman di Somalia, Sudan Selatan, Ethiopia, dan Kenya.

Keluarga-keluarga sekarat bukan hanya karena kelaparan, tetapi juga karena penyakit seperti kolera dan campak. Terang saja, mereka kekurangan air bersih dan sanitasi. Lebih dari setengah populasi hidup di bawah garis kemiskinan, membuat mereka semakin rentan terhadap perubahan iklim.

Di Somalia, sekitar 840.000 anak di bawah usia lima tahun kemungkinan akan mengalami kekurangan gizi akut, termasuk hampir 143.000 anak yang kemungkinan besar akan mengalami kekurangan gizi parah hingga Desember 2021.

Kelaparan terakhir diumumkan di Somalia 6 tahun lalu, dan lebih dari 260.000 orang meninggal – lebih dari setengahnya adalah anak-anak. Hampir setengah dari kematian terjadi sebelum kelaparan diumumkan.

Baca Juga: Sejarah Kurban dan Makna Idul Adha

Menjelang Idul Adha

Sebagian besar atau mayoritas penduduk yang ada di Somalia merupakan penganut agama Islam. Selain ibadah haji, berkurban juga merupakan salah satu ibadah yang biasanya dijalani oleh umat Islam di seluruh dunia.

Akan tetapi, menjelang Idul Adha justru sebagian dari mereka tak bisa menikmati daging kurban. Tak banyak warga Somalia yang mampu berkurban. Jangankan berkurban, memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari pun mereka kesulitan.

Peternak di Somalia pun terang merugi. Apalagi sejak pandemi mereka tak bisa ekspor sapi ternak mereka ke Arab lagi,

Sahabat, saatnya untuk berbagi kebahagiaan bersama mereka. Saudara sesama muslim yang tinggal di wilayah paling ujung di Afrika Timur. Mari layarkan kurban ke Somalia, dan untuk memulainya Anda hanya perlu mengklik link berikut