Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar dan sangat penting dalam kehidupan. Namun sayangnya, masih banyak orang yang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Masalah krisis air bersih ini bahkan masuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati oleh 193 negara.
Contoh nyata dari permasalahan krisis air bersih bisa terlihat di daerah pedalaman Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) yang hingga saat ini masih kesulitan untuk mengakses air bersih dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Krisis air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menjadi permasalahan sejak lama. Kondisi geografis NTT yang terletak di dekat laut membuat kebanyakan sumber air di daerah tersebut didominasi air asin dan payau yang tak layak konsumsi. Kekeringan menahun yang selalu terjadi pun semakin memperburuk krisis air bersih di daerah NTT.
Banyak warga NTT yang harus berjalan jauh untuk menuju sumber air terdekat. Anak-anak hingga kaum wanita pun harus ikut mengangkut jerigen-jerigen berat demi bisa dapatkan air bersih. Muslima misalnya, gadis kecil dari Alor yang harus mengangkut 5 liter air setiap pagi dan sore hari.
Begitu pula dengan anak-anak di Kampung Moraman yang sering kali terlambat datang ke sekolah karena mereka harus mengantri panjang dan menimba air bersih hanya untuk sekedar mandi. Cerita yang sama juga dirasakan oleh warga di Kampung Tompong yang terpaksa menggunakan air keruh dari galian pinggir sungai di samping kubangan kerbau untuk kebutuhan sehari-hari.
Di tahun 2019, data menunjukkan bahwa hanya 75% warga NTT yang memiliki akses terhadap sumber air berkelanjutan. Hasil riset Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2016 menyebutkan bahwa hanya dua kabupaten dari total 22 kabupaten di NTT yang tidak mengalami kekeringan.
Permasalahan krisis air bersih ini tentunya menjadi isu serius yang harus diakhiri. Meski terjadi jauh di pedalaman NTT, kita bisa melakukan beberapa hal kecil untuk bantu mengurangi krisis air bersih yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di NTT. Berikut tiga cara yang bisa Sahabat lakukan untuk bantu kurangi krisis air bersih di NTT.
Hal Sederhana untuk Bantu Akhiri Krisis Air Bersih di NTT
1. Menjaga Alam dan Lingkungan Sekitar
Selain letak geografis wilayah NTT, faktor lain yang turut memperburuk krisis air bersih di NTT adalah kerusakan alam yang terjadi. Di tahun 2019, Walhi NTT menyebut bahwa kebakaran hutan di NTT mendapat predikat titik api tertinggi di Indonesia yang mencapai 14.352 titik api dengan luas yang terbakar 328.722 ha.
Selain kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kerusakan ekosistem hutan, krisis air bersih di NTT juga bertambah parah karena kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Data ini menunjukkan bagaimana kerusakan alam memiliki dampak besar terhadap krisis air bersih yang terus menerus terjadi di NTT.
Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dari seluruh masyarakat untuk saling menjaga lingkungan dan alam agar krisis air bersih yang terjadi tidak semakin memburuk. Hal ini tentu membutuhkan perubahan besar, namun Sahabat bisa memulainya dari diri sendiri.
Cobalah untuk mulai peduli terhadap alam dan lingkungan di sekitar kita. Sahabat bisa memulainya dari hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah ke saluran air atau pun menanam pohon sebagai upaya penghijauan lingkungan. Dengan menjaga lingkungan sekitar, kita sudah turut menunjukkan kepedulian terhadap kerusakan alam yang semakin banyak terjadi.
Baca juga: 4 Alasan Sulitnya Air di Daerah Pedalaman
2. Menggunakan Air dengan Bijaksana
Apabila ditarik garis besar, krisis air bersih yang terjadi juga bisa disebabkan karena semakin menipisnya ketersediaan air bersih untuk dikonsumsi manusia. Maka wujud kepedulian terhadap krisis air bersih yang terjadi di NTT juga bisa dengan cara menggunakan akses air bersih yang kita miliki secara bijaksana. Upaya sederhana yang bisa Sahabat lakukan adalah dengan menghemat air dan mencegah pemborosan sumber daya air yang kita miliki,
Sahabat bisa mulai membiasakan diri untuk menutup keran air apabila tak digunakan ataupun menggunakan air cucian beras untuk menyiram tanaman. Meski tampak sepele, namun kebiasaan menghemat air ini bisa menjadi salah satu cara untuk turut berkontribusi mengakhiri krisis air bersih yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di pedalaman.
3. Sedekah Air Bersih untuk Pedalaman NTT
Selain memulai perubahan kecil untuk lingkungan sekitar, kontribusi nyata yang bisa Sahabat lakukan untuk mengakhiri krisis air bersih di NTT adalah dengan mengirimkan air bersih untuk warga pedalaman NTT yang masih berjuang dengan kekeringan.
Air bersih yang Sahabat kirimkan tentu akan sangat membantu mereka yang biasanya harus membeli air dengan harga mahal atau berjalan jauh demi dapatkan seember air.
Sahabat bisa mengirimkan sedekah air bersih untuk pedalaman NTT melalui Insan Bumi Mandiri. Air yang Sahabat antarkan akan memberi perubahan besar untuk hidup saudara-saudara kita di NTT dan bantu mengakhiri krisis air bersih yang sudah lama terjadi di NTT.
Referensi:
https://www.mongabay.co.id/2021/05/01/ntt-alami-krisis-air-bersih-apa-yang-harus-dilakukan/
https://bpbd.bogorkab.go.id/upaya-apa-yang-dapat-dilakukan-untuk-mengurangi-krisis-air-bersih/