Sahabat mempunyai banyak waktu luang tapi tidak tahu harus melakukan apa? Menjadi relawan bisa jadi alternatif untuk mengisi kekosongan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Seperti quote dari Jonathan Sacks, “Happiness is not made by what we own. It is what we share.” Itulah prinsip ketika Sahabat menjadi relawan, bahwa kebahagiaan bukan berasal dari apa yang kita miliki, tapi berasal dari apa yang kita bagi.
Menjadi relawan tidak sulit, tapi juga tidak semudah yang dibayangkan. Sahabat harus memperhatikan tips berikut ketika ingin terjun di dunia relawan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
1. Memilih program yang sesuai
Daftar Isi
Sebelum terjun ke dunia relawan, Sahabat harus mencari tahu terlebih dahulu program kerelawanan seperti apa yang Sahabat inginkan? Permasalahan apa yang ingin Sahabat bantu?
Usahakan program yang Sahabat pilih sesuai dengan passion yang dimiliki. Cocokkan pula dengan kebutuhan mereka dan apa yang bisa Sahabat berikan. Mengetahui sejak dini mengenai program agar nantinya Sahabat tidak berhenti di tengah jalan dan bisa terus bersemangat dalam mengerjakan program tersebut hingga akhir.
Saat ini banyak sekali program yang ada. Mulai dari relawan konservasi flora-fauna, pemberdayaan masyarakat, hingga relawan kebencanaan
Baca Juga: Jenis-Jenis Sedekah dan Keutamaannya
2. Mencari Relasi
Selain mencari informasi secara mandiri, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah mencari tahu tentang orang-orang yang pernah berkecimpung di dunia tersebut. Semakin berpengalaman seseorang, maka kian banyak informasi yang bisa Sahabat dapatkan. Selain itu, Sahabat juga bisa belajar dari mereka bagaimana cara menjadi relawan yang baik sehingga ketika terjun nanti bisa langsung beradaptasi.
Biasanya mereka memiliki kisah-kisah yang menarik dan keren-keren. Setelah mendengarkan cerita itu, Sahabat bisa terinspirasi dan lebih termotivasi lagi dalam menjadi relawan.
3. Melakukan pekerjaan dengan senang hati
Tidak seperti pekerjaan lainnya, menjadi seorang relawan mengharuskan seseorang untuk bekerja ikhlas tanpa dibayar. Seorang relawan akan mengeluarkan tenaga tanpa berharap balasan secara finansial. Maka dari itu, sebelum memutuskan jadi relawan, Sahabat harus meyakinkan diri, jika Sahabat senang hati ketika melakukannya. Jika Sahabat baru terjun di dunia relawan, tentu tidak mudah mencurahkan waktu dan tenaga secara cuma-cuma. Namun, seiring berjalannya waktu, Sahabat akan terbiasa dengan itu dan tidak lagi merasa terbebani lagi.
4. Harus siap dengan hal baru
Jika ingin menjadi seorang relawan yang hebat, Sahabat harus siap untuk belajar hal baru. Memang benar jika Sahabat harus menyesuaikan dengan passion yang Sahabat miliki, akan tetapi Sahabat tetap harus bersiap diri jika misalnya ada tawaran-tawaran lain di tengah perjalanan Sahabat menjadi relawan.
Misalnya apabila Sahabat diberi kesempatan untuk menjadi relawan ke luar negeri. Jangan langsung ditolak karena keterbatasan Sahabat dalam berbahasa asing. Sahabat bisa belajar di lembaga-lembaga bahasa asing yang kini sudah bertebaran di mana-mana.
Atau jika Sahabat dikirim ke lokasi bencana yang jauh dari tempat tinggal Sahabat, misalnya di luar kota atau bahkan luar pulau. Tidak ada salahnya Sahabat berangkat ke sana, insya Allah akan ada pengalaman-pengalaman baru yang bisa Sahabat dapatkan dan juga kenalan sesama relawan lain.
Baca Juga: Bangun TPQ Pertama di Dusun Sipon NTB
5. Menjadi diri sendiri
Ketika menjadi relawan, maka hal penting untuk diyakini adalah Sahabat harus menjadi diri sendiri. Buat diri Sahabat senyaman mungkin dan jangan malu atau canggung ketika berhadapan dengan banyak orang. Sahabat harus bisa menularkan semangat dan energi positif kepada orang lain. Apalagi jika berada di lingkungan bencana yang menuntut Sahabat untuk bertemu dengan korban yang stres dan mengalami trauma.
Namun, yang perlu diingat, Sahabat juga harus jujur dengan diri sendiri. Jika dalam sebuah kesempatan Sahabat merasa sakit atau tidak enak badan, tidak perlu sungkan untuk berkata jujur kepada relawan yang lain. Bagaimanapun juga, kesehatan Sahabat menjadi prioritas utama. Tidak mungkin bisa membantu orang lain kan jika membantu diri sendiri saja belum bisa.
6. Mengajak orang lain
Setelah memasuki dunia kerelawanan dan Sahabat merasa senang di sana, Sahabat dapat mengajak teman, saudara, atau keluarga untuk ikut terlibat. Sahabat bisa membagikan pengalaman yang Sahabat miliki kepada mereka, atau kisah-kisah seru yang bisa membuat mereka tertarik untuk bergabung. Semakin banyak orang yang Sahabat ajak semakin baik. Jikapun mereka tidak memiliki waktu untuk berkontribusi, Sahabat dapat mengajak mereka untuk ikut berdonasi di program-program yang Sahabat ikuti.
Baca Juga: 3 Cara Mengajak Teman untuk Bebruat Baik
7. Jangan salah niat
Perjalanan menjadi seorang relawan tentu membuat Sahabat bertemu dengan banyak hal yang dapat mempengaruhi Sahabat, baik internal ataupun eksternal. Ketika Sahabat mulai merasa ragu atau tidak yakin dengan jalan yang Sahabat pilih, cobalah untuk mengingat kembali tujuan awal Sahabat agar tidak salah niat. Jika Sahabat memiliki tujuan yang kuat di awal, tentunya bisa mendapat kembali semangat untuk melakukannya.
Tidak banyak orang yang suka dengan kegiatan kerelawanan karena tidak menghasilkan sesuatu yang nyata. Namun, Sahabat bisa mendapatkan satu hal yang jarang orang temui, yaitu kebahagiaan. Sahabat akan merasa bahagia dapat meringankan beban orang lain, atau bisa menjaga lingkungan agar tetap lestari. Seperti ada kepuasan tersendiri yang terkadang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Apalagi, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dengan menjadi relawan, kehadiran Sahabat menjadi sarana kebaikan untuk orang lain. Siapa tahu, doa mereka dapat menjadi kebaikan untuk Sahabat di masa-masa yang akan datang.
Tidak hanya menjadi relawan, sarana kebaikan lain yang bisa Sahabat ikuti adalah dengan cara berdonasi di Insan Bumi Mandiri (IBM). IBM memiliki fokus untuk membangun pedalaman, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun pembangunan.
Yuk, terus menjadi seseorang yang bermanfaat kapanpun dan di manapun Sahabat berada.