Pendidikan

4 Alasan Guru di Pedalaman Harus Kita Bantu

“Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tapi guru bermutu bisa melahirkan ribuan orang hebat.” Guru adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup kita. Mulai dari masa kecil, remaja, hingga menginjak dewasa, kehadiran guru selalu menghadirkan inspirasi dan harapan untuk masa depan.

Hari Guru Sedunia

Hari Guru Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Oktober bertujuan untuk mendukung guru di seluruh dunia. Menyampaikan kepada semua orang bahwa keberadaan guru di seluruh dunia sangat penting tanpa satu pun pengecualian.

Sayangnya, pentingnya guru bagi kehidupan tidak sejalan dengan kesejahteraannya. Banyak dari guru terutama di daerah pedalaman yang masih kesulitan.

Berikut adalah 4 alasan kenapa guru di pedalaman harus kita bantu:

1.    Penuh Dedikasi

Adalah Pak Ahmad Haris, seorang guru di pedalaman yang berasal dari Pulau Pura, Nusa Tenggara Timur (NTT). Setiap harinya, Pak Ahmad Haris harus berangkat menuju sekolah tempatnya mengajar dengan menumpang perahu tetangganya. Tak jarang Pak Ahmad Haris berenang hingga tepian pantai karena perahu yang ia tumpangi tidak berhenti di sana. Meski begitu, Pak Ahmad Haris tidak pernah mengeluh dan tetap berdedikasi penuh dalam memajukan pendidikan di pelosok negeri.

Baca Juga: 12 Tips Memilih Jajanan Anak Sekolah yang Sehat

2.    Gaji Guru di Pedalaman

Tak dapat dipungkiri masalah ekonomi menjadi salah satu permasalahan yang belum terselesaikan di NTT. Hal ini berdampak pula pada rendahnya gaji yang diterima oleh guru di pedalaman. Bayangkan saja, gaji yang mereka peroleh hanya Rp250.000 per bulan, tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3.    Kesulitan Transportasi

Minimnya fasilitas dan infrastruktur menjadi 2 hal yang sudah lumrah begitu mendengar kata ‘pedalaman’. 

Di daerah Muara Kulam misalnya, tepatnya di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Salah seorang guru bernama Pak Koko harus menempuh perjalanan menggunakan perahu untuk bisa sampai ke SDN Muara Kulam, sekolah tempatnya mengajar. Perahu tersebut hanya datang 1-2 kali dalam sehari, itu pun harus ditebus dengan biaya mahal, yaitu Rp50.000 untuk satu kali perjalanan.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Rendra Melawan Jantung Bengkak

4.    Jauhnya Akses Tempat Tinggal

Masih di daerah yang sama, total jarak perjalanan yang ditempuh Pak Koko yaitu 12 km. Melewati sungai, hutan, dan kebun yang berbatu serta berlumpur. Apabila hujan turun, Pak Koko tidak langsung pulang ke rumahnya, beliau menginap di salah satu rumah penduduk yang dijadikan rumah inap bagi guru. 

Pak Koko adalah salah satu contoh gambaran guru di pedalaman yang harus menempuh perjalanan panjang guna mencerdaskan anak-anak di pelosok nusantara.

Sahabat, di peringatan Hari Guru Sedunia ini, mari kita ingat jasa-jasa mereka dan tak lupa  mendoakan yang terbaik untuk mereka.  Semoga, guru-guru di pedalaman Indonesia selalu diberikan kemudahan dalam memberikan pelita untuk kemajuan pendidikan bangsa. Mari kita ikut berkontribusi untuk membantu perjuangan mereka. 

Untuk guru-guru yang masih terus berjuang di sana,semoga keberkahan selalu menyertaimu. 
Dari kami, murid-muridmu, yang tetap akan jadi muridmu.

pendidikan untuk pedalaman Indonesia