Rilis

Pemberdayaan Wanita Pedalaman Lewat Tenun ala Insan Bumi Mandiri

(Pemotongan pita oleh Zulfa Faizah, CEO Insan Bumi Mandiri (tengah) bersama Aloysius Haleserens, Wakil Bupati Belu (kiri) dan Bunda Freny, Ketua Dekranasda Belu (kanan) pada Launching Sentra Tenun Tenukiik, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur)

Tenun merupakan hasil kerajinan yang berupa bahan (kain) yang dibuat dari benang (kapas, sutra dan sebagainya). Pengerjaan tenun dilakukan dengan cara memasuk-masukkan pakan secara melintang pada lungsin. Kain tenun, merupakan salah satu seni budaya tradisional Indonesia yang diproduksi di berbagai wilayah di seluruh Nusantara, salah satunya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembuatan kain tenun di NTT dikembangkan oleh setiap suku yang ada di NTT secara turun temurun. Di NTT, kain tenun dianggap sebagai salah satu benda berharga milik keluarga yang bernilai tinggi. Dengan pembuatan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, membuat nilai tenun juga tinggi bahkan harganya dapat mencapai ratusan juta rupiah. Tidak heran jika di NTT banyak kaum wanita pengrajin tenun dari berbagai kalangan masyarakat yang tersebar di 22 kabupaten/kota di NTT.

Berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat di daerah pedalaman Indonesia, Insan Bumi mandiri sebagai lembaga filantropi tanah air memprakarsai program pemberdayaan Tenun.in bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Dilansir dari website www.insanbumimandiri.org, Tenun.in adalah sebuah program dengan misi memberdayakan para penenun di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sudah berjalan sukses di Alor, Sumba, Ende, dan Belu.

Bertepatan dengan terpilihnya Insan Bumi Mandiri sebagai salah satu dari 12 organisasi masyarakat sipil (civil society organizations) dalam eMpowering Youths Across ASEAN (EYAA) Cohort 3 besutan Maybank Foundation dan ASEAN Foundation, Insan Bumi Mandiri mengekspansi program Tenun.in sebagai bentuk partisipasnya.

(Pelatihan dari Insan Bumi Mandiri yang dilakukan oleh Youth Volunteer ASEAN terkait pemilihan warna untuk kain tenun)

Program Tenun.in sebelumnya sudah sukses berjalan di Alor, Sumba, Ende, dan Belu bersama PT Sarana Multi Infrastruktur. Dalam implementasi EYAA Cohort 3 kali ini, Insan Bumi Mandiri melibatkan 10 “Youth Volunteer” (Sebutan Pemuda ASEAN berbakat yang tergabung dalam EYAA asal Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, Vietnam, Indonesia, Singapura, Filipina, Laos, dan Thailand).

(Insan Bumi Mandiri bersama wakil bupati dan ketua dekranasda Kabupaten Belu, serta Youth Volunteer dari 9 negara ASEAN)

Ekspansi dilakukan dengan membangun sentra kedua di wilayah Belu di Kelurahan Tenukiik sejak 5 Juli 2023, sebelumnya sentra pertama di Belu berada di Kelurahan Fatubenao. Pada 9 Agustus 2023 sentra tenun tersebut resmi diluncurkan dengan dihadiri oleh Wakil Bupati Belu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Belu, Kepala Dinas Pariwisata Belu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Belu, Pihak Maybank Kupang, CEO Insan Bumi Mandiri, dan Project Manager Tenun.in.

Zulfa Faizah, CEO Insan Bumi Mandiri mengatakan, “Lebih dari warisan budaya, kain tenun sudah menyatu dengan perempuan-perempuan NTT. Mulai dari makan sehari-hari sampai menyekolahkan anak ke perguruan tinggi, semua bisa digapai dari hasil memproduksi tenun. Semoga dengan berdirinya sentra baru Tenun.in Belu di Tenukiik, bisa jadi mula untuk berkah untuk para penenun, menjadi penyemangat mereka untuk terus berdaya dan berkarya.”

Suksesnya implementasi proyek ekspansi Tenun.in di Belu merupakan bagian dari perjalanan panjang Insan Bumi Mandiri dalam memberdayakan penenun Belu secara berkelanjutan. Insan Bumi Mandiri turut mengajak semua pihak untuk ikut berkontribusi dalam program pemberdayaan yang memajukan masyarakat pedalaman Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai program pemberdayaan sejenis yang diprakarsai oleh Insan Bumi Mandiri dapat diakses melalui website www.insanbumimandiri.org atau Instagram @insanbumimandiri.