NTT Pendidikan

Filosofi dan Keunikan Pakaian Adat Rote NTT

pakaian adat rote ntt

Nusa Tenggara Timur memang memiliki begitu banyak warisan budaya, tak terkecuali pakaian adatnya. Dengan beragamnya suku yang tinggal di wilayah Nusa Tenggara Timur, tak heran jika provinsi ini juga memiliki pakaian adat yang beragam dan berbeda dari masing-masing suku. 

Salah satu suku yang tinggal di Nusa Tenggara Timur adalah Suku Rote. Menurut sejarahnya, Suku Rote yang kini menjadi penduduk asli Pulau Rote merupakan orang-orang yang bermigrasi dari Maluku. Selain di Pulau Rote, Suku Rote juga mendiami pulau-pulau lain di NTT seperti Pulau Timor, Pulau Ndao, Pulau Pamana, Pulau Nuse, dan pulau-pulau lainnya.

Suku Rote dari Nusa Tenggara Timur ini juga memiliki pakaian adat yang khas dan unik. Tak hanya unik, pakaian adat Rote juga mengandung makna dan filosofi yang mendalam. Seperti apakah keunikan pakaian adat Rote tersebut? Berikut penjelasannya! 

Filosofi dan Keunikan Pakaian Adat Rote 

1.Pakaian Adat Khas Suku Rote NTT 

Pakaian adat Rote menjadi salah satu pakaian adat dari Nusa Tenggara Timur yang paling populer karena pakaian adat Rote ini telah menjadi ikon dari pakaian adat Provinsi NTT. Pakaian adat Rote untuk pria adalah kemeja polos warna putih dengan lengan panjang yang dipadukan bersama kain tenun sebagai pengganti celana.

Kemudian ditambahkan pula kain yang disampirkan di pundak kanan hingga pinggang kiri dengan motif yang senada seperti bawahannya. Apabila tidak mengenakan kemeja polos, laki-laki Rote bisa telanjang dada sehingga hanya menggunakan kain yang disilangkan untuk menutupi sebelah dada. Sementara untuk para wanitanya, kain tenun digunakan di seluruh tubuh sehingga membentuk sebuah baju terusan.

Selaian kain tenun yang menjadi khasnya,  ciri khas lain yang dimiliki pakaian adat Rote terletak pada adanya Ti’i langga. Ti’i langga merupakan topi khas Rote dengan bentuk menyerupai topi Meksiko.

Selain sebagai ciri khas yang tidak lepas dari pakaian adat Rote, ti’I langga juga termasuk aksesoris pria Rote, tetapi hanya dipakai di saat-saat tertentu saja, misalnya ketika para pria sedang menari tarian tradisional. Bahan pembuat ti’i langga adalah daun lontar yang sudah kering dan berwarna kuning kecokelatan.

Sementara kaum pria mengenakan ti’i langga, para wanita Rote yang mengenakan baju adat biasanya dilengkapi dengan berbagai aksesori seperti bula molik yang berbentuk bulan sabit dan dipakai pada dahi. Selain itu mereka juga mengenakan selempang, sarung, serta ikat pinggang yang terbuat dari perak atau emas bernama pendi. Sebagai pelengkap, wanita Rote yang menggunakan baju adat juga memakai kalung di leher bernama habas.

Baca juga : Mengenal Pakaian Adat NTT yang Khas dengan Tenun Cantiknya

2.Sejarah dan Proses Pembuatan Pakaian Adat Rote 

Awalnya, masyarakat Suku Rote membuat pakaian adat Rote tersebut dari serat pohon. Namun lama kelamaan, bahan pembuatan baju adat Rote dibuat dari kapas. Kapas yang menjadi bahan baku pakaian adat Rote ini didapatkan masyarakat dengan cara menanam sendiri di pekarangan atau kebun sekitar rumah.

Agar bisa menghasilkan pakaian adat Rote yang cantik, masyarakat Suku Rote memilih kapas yang sudah tua yang kemudian dibersihkan dari biji-bijinya. Kapas yang sudah bersih tersebut kemudian digulung, lalu dipintal hingga menghasilkan benang tenun.

Proses ini biasanya dilakukan masyarakat Rote dan Ndao dengan menggunakan alat sederhana yang terbuat dari kayu. Putaran kayu akan mengubah kapas menjadi benang yang nantinya menjadi bahan baku pembuatan pakaian adat Rote.

Apabila hasil kain yang diinginkan nantinya adalah kain polos tanpa motif, maka benang yang ditenun bisa langsung dicelup atau direndam ke dalam larutan nila. Sementara jika ingin menghasilkan kain bermotif, benang harus diatur sesuai dengan panjang dan lebarnya kain yang akan ditenun, kemudian diikat, baru dicelupkan agar berwarna.

Setelah proses pencelupan selesai, benang tersebut akan masuk ke proses penjemuran benang hingga akhirnya ditenun.

3.Makna dan Filosofi Pakaian Adat Rote 

Tak hanya indah, pakaian adat Rote dari NTT ini ternyata juga menyimpan makna dan filosofi yang mendalam. Misalnya saja dari topi ti’I langga yang menjadi ciri khas dari pakaian adat Rote ini. Topi ini memiliki bentuk runcing di bagian atas. Adanya bagian runcing pada topi ternyata bukan tanpa arti. Bagian tegak dan runcing ini seolah menggambarkan sifat orang Rote yang cenderung bertekad keras.

Menariknya lagi, topi khas masyarakat Rote ini dibuat dari bahan dasar daun lontar. Daun lontar kering ini dipercaya sebagai simbol kewibawaan dan simbol kepercayaan bagi kaum laki-laki Suku Rote.

Itulah keunikan dari pakaian adat Rote beserta makna dan filosofi yang melekat di dalamnya. Sangat menarik ya! Apakah Sahabat tertarik untuk mencoba pakaian adat Rote ini saat berkunjung ke NTT? 

Selain berbagai keunikan yang dimiliki pakaian adatnya, ada banyak hal lainnya yang bisa Sahabat temukan di pedalaman Nusa Tenggara Timur. Klik di sini untuk mengenal lebih jauh pedalaman Indonesia.

Baca juga : 8 Alat Musik Khas Nusa Tenggara Timur

Sumber artikel : 
https://nttbangkit.com/mengulik-sekilas-keistimewaan-baju-adat-rote-ntt/