Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Namun, kenyataannya keadaan ini tak dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat. Bukan hanya kesempatan, tetapi fasilitas pendidikan, termasuk gedung sekolah yang tidak memadai menjadi penyebabnya.
Tidak bisa dimungkiri, gedung sekolah adalah sarana penunjang pendidikan yang sangat dibutuhkan. Sayangnya, keadaan gedung sekolah di daerah terpencil akan sangat jauh berbeda dengan fasilitas di kota-kota besar.
Bukan hanya soal bentuk fisik, tetapi sarana dan prasarana lainnya banyak yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar.
Minimnya Fasilitas Gedung Sekolah
Daftar Isi
Sekolah di daerah pelosok akan hadir dengan bangunan seadanya. Bahkan, cenderung tidak layak dan belum didukung dengan sarana prasarana yang lengkap.
Ketidaklayakan kondisi gedung hingga pemeliharaan bangunan yang sering terabaikan berujung pada ambruknya bangunan sekolah, khususnya di daerah pedalaman.
Faktor Penyebab Gedung Sekolah yang Ambruk
Banyak kasus kecelakaan terjadi di sekolah karena adanya kerusakan seperti ambruknya atap kelas, robohnya dinding atau pagar sekolah, dan masih ada banyak lagi.
Tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga berisiko terhadap keselamatan jiwa. Belum lagi trauma yang dapat dialami murid-murid ketika insiden buruk terjadi di lingkungan sekolah.
Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan berlarut. Harus ada upaya nyata yang dilakukan oleh berbagai pihak agar kejadian buruk tidak menimpa anak-anak yang sedang belajar.
Lantas apa saja yang menjadi faktor penyebab kondisi rusak dari bangunan sekolah? Bukankah mestinya sekolah telah menganggarkan biaya pemugaran dan pemeliharaan?
Faktanya tidak selalu demikian. Berikut beberapa alasan yang membuat bangunan sekolah ambruk atau mengalami kerusakan parah.
Baca Juga: 5 Tips Tetap Produktif saat Bekerja di Rumah
1. Kualitas Material Bangunan Rendah
Terdapat standar tertentu untuk membuat bangunan sekolah. Mulai dari jenis material yang digunakan, hingga desain bangunan yang membuatnya lebih tahan lama.
Akan tetapi, tidak smeua bangunan sekolah dibangun secara ideal. Bujet yang mengalami ‘penyesuaian’ acap kali menjadi alasan yang membuat bangunan sekolah dibuat alakadarnya.
Bisa dilihat dari beberapa bangunan sekolah yang meski baru dipugar, keretakan kecil sudah muncul di dinding gedung.
2. Minim Perawatan
Sebagaimana halnya peralatan sekolah, gedung pun memerlukan perawatan sehingga tidak mudah lapuk dan rusak.
Perawatan bisa berupa membersihkan setiap sudut sekolah secara berkala. Memastikan tidak ada kerusakan saluran air sehingga pondasi dan dinding sekolah tidak mudah berpori akibat rembesan air, dan lain sebagainya.
3. Bujet Operasional Sekolah Minim
Adakah kaitan antara bujet sekolah dengan kondisi bangunan yang memburuk? Tentu saja ada. Bujet operasional yang rendah mengakibatkan sekolah tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan pemugaran ketika terdapat kerusakan kecil di bangunan sekolah.
Padahal, kebocoran plafon, pintu yang mulai lapuk, atau keretakan pada dinding, dapat berujung pada kerusakan gedung yang fatal.
4. Terkena Bencana
Faktor yang terakhir ini memang hal yang di luar kendali manusia. Akan tetapi, pihak manajemen sekolah dapat meminimalisasi risiko terkena bencana apabila melakukan peninjauan lokasi sebelum membangun sekolah.
Pentingnya Gedung dan Kelengkapan Sarana Prasarana Pendidikan
Selain kebutuhan akan gedung yang mumpuni, siswa memerlukan pula sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.
Mulai dari penyediaan kursi, meja, buku-buku untuk perpustakaan, media ajar, peralatan olahraga hingga alat kebersihan pun termasuk ke dalam kebutuhan pokok sekolah yang mesti dipenuhi oleh penyelenggara pendidikan.
Pasalnya, kelengkapan sarana prasarana tersebut akan memengaruhi kelancaran pembelajaran bagi peserta didik maupun para guru dalam mengajar.
Suasana yang kondusif di sekolah akan membantu para siswa belajar dengan optimal. Demikian halnya dengan para guru yang bakal merasa lebih betah mengajar di lingkungan yang bersih dan dilengkapi dengan media ajar yang mumpuni.
Baca Juga: Peran EduTech dalam Dunia Pendidikan
5. Upaya Pembangunan dan Rehabilitasi Gedung Sekolah
Menindaklanjuti buruknya kondisi gedung sekolah di Indonesia, utamanya di wilayah pelosok, pemerintah melakukan banyak upaya untuk mengembangkan dan memperbaiki fasilitas sekolah.
Salah satunya adalah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Merujuk kepada peraturan tersebut, perbaikan infrastruktur dan juga sumber daya manusia termasuk dalam kewajiban pemerintah untuk memajukan pendidikan di berbagai tempat melalui berbagai program terpadu.
Namun, pemerintah tetap membutuhkan peran serta masyarakat agar dapat dilakukan lebih cepat dan merata.
Terlebih, pembangunan dan perbaikan gedung serta fasilitas sekolah lainnya perlu penanganan yang cepat, dan adil merata. Dengan begitu, siswa dapat bersekolah dan mendapat pendidikan yang layak.
Pergerakan yang cepat tidak hanya akan berdampak terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional, melainkan juga pengaruhi psikologi para siswa. Semangat belajar mereka yang tinggi perlu mendapat dukungan dari penyediaan fasilitas yang lengkap.
Insan Bumi Mandiri Membantu Pembangunan Sekolah Tertinggal
Pembangunan gedung sekolah sudah bisa dipastikan membutuhkan dana yang besar, sehingga memerlukan uluran tangan dari banyak pihak.
Banyak donatur yang telah berpartisipasi dalam pembangunan dan juga rehabilitasi sarana prasarana sekolah. Melalui donasi berupa materi ataupun nonmateri serta membantu mengumpulkan swadana untuk memberi bantuan pada sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Melalui bantuan yang diberikan oleh para donatur, Insan Bumi Mandiri (IBM) kemudian menyalurkannya untuk program pendidikan untuk generasi muda di pedalaman nusantara.
Mulai dari perbaikan gedung sekolah, pengadaan sarana dan prasarana seperti meja, kursi, papan tulis, hingga pemenuhan buku-buku pelajaran bagi para siswa.
Bahkan, program yang diusung IBM mencakup pula perbaikan akses jalan yang mengalami kerusakan. Pemberian bantuan untuk gedung sekolah di pedalaman ini pun dilakukan langsung oleh para relawan lokal yang berkoordinasi dengan pihak IBM.