Kurban

Cerita Zahid: Warga di Pedalaman Menantimu Saat Kurban

Menjelang Kurban di Pedalaman, Saya Muhammad Zahid Izzah Rabbani, ingin sedikit bercerita bagaimana keadaan para peternak kambing dan sapi di Pedalaman Nusa Tenggara Timur.

Sebelum menjadi seorang Insan IBM, saya merupakan mahasiswa jurusan peternakan Universitas Brawijaya Malang. Saat ini saya beramanah di departemen Institution Development. Bersama Insan IBM lainnya, saya juga bertugas untuk mempersiapkan program Kurban di Pedalaman yang diamanahkan para donatur Kurban kepada kami.

Bertemu dengan Peternak Pedalaman

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya Maret 2018 saya berkesempatan bertemu dengan para peternak di pedalaman. Hal ini merupakan pengalaman pertama saya melihat kondisi yang tak seperti biasanya di kota tempat saya tinggal. Semuanya berbeda, mulai dari kondisi peternak, hewan ternak, hingga masyarakat muslim sekitar pun kondisinya jauh berbeda.

Tujuan utama saya menuju pedalaman adalah menemukan cara untuk menjadikan #QurbandiPedalaman lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya demi keberlanjutan usaha para peternak di pedalaman.

Sebelum hadirnya program Kurban di Pedalaman dari Insan Bumi Mandiri, para peternak cukup mengalami banyak kesulitan untuk memelihara hewan ternaknya. Untuk itu, saya mencoba untuk membenahi manajemen ternaknya dimulai dari ilmu yang pernah saya timba di bangku perkuliahan seperti cara mengelola ternak, membangun kandang ternak, dan memberi pakan ternak.

Pengetahuan dasar manajemen ternak tersebut memang belum didapatkan oleh para peternak, selama ini ilmu yang didapatkan para peternak hanya berdasarkan kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun. Tidak salah memang, akan tetapi apabila manajemen ternak dilakukan dengan metode yang tepat akan menambah produktifitas hewan ternak nantinya.

Muslim Minoritas di Pedalaman

Sebagai seorang Muslim, saya tahu bahwa Muslim di pedalaman sana termasuk kelompok yang minoritas. Tidak seperti tempatku tinggal saat ini di Bandung, Momen Idul Adha di pedalaman Nusa Tenggara sangatlah berbeda, jumlah hewan qurban disana tidak banyak. Jumlah penduduk Muslim yang minoritas, ditambah dengan faktor keterbatasan ekonomi membuat saudara kita di pedalaman sana menjadi sangat jarang merayakan Idul Adha dengan memotong hewan qurban tiap tahunnya.

Begitu pula masyarakat non muslim lainnya, banyak pula diantara mereka yang jarang sekali makan daging, baik itu daging kambing maupun sapi. Sehingga apabila Sahabat memiliki kemampuan untuk berqurban dan memilih untuk berqurban di pedalaman, insyaallah kebermanfaatannya akan semakin luas. Tak hanya berbagi daging Qurban untuk saudara kita sesama Muslim tetapi juga untuk saudara kita yang beragama lain di sana.

Berbicara mengenai kebermanfaatan, selain berbagi daging Qurban secara tidak langsung Sahabat yang melakukan Kurban di Pedalaman pun juga turut membantu para peternak untuk meningkatkan penjualannya saat Idul Adha seperti di kota-kota besar pada umumnya. Sehingga,insya Allah akan dapat memperbaiki kondisi perekonomian peternak di pedalaman.

Kondisi peternakan di pedalaman sedikit demi sedikit akan menjadi semakin baik, berkat program pemberdayaan peternak di pedalaman oleh IBM. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi untuk turut berpartisipasi dalam program Kurban di Pedalaman. Insan IBM siap untuk menerima amanah dari Sahabat Pedalaman yang ingin berpartisipasi dalam program Kurban di Pedalaman dimana pun Sahabat berada.

Semoga dengan kehadiran kami (Insan IBM) dan Anda (Sahabat Pedalaman) menjadi solusi untuk para peternak dan menjadi jalan untuk menyemarakkan semangat #QurbandiPedalaman bagi masyarakat di pedalaman Nusa Tenggara Timur.

Salam Pedalaman,

 

Zahid