Inspiratif

Pengalaman Pertama Aldi, Ke Timur Indonesia (NTT)

Perkenalkan, namaku Aldi Muhamad Ramdani. Aku adalah bagian dari IBM (Insan Bumi Mandiri). Bagi yang baru kenal,
IBM adalah sebuah lembaga kemanusiaan yang fokus pada program pemberdayaanuntuk masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil di Indonesia. Aku bergabungdengan IBM sejak Januari 2018.
Dan ini adalah pengalaman pertamaku ke NTT.

Tim Project Management

Bergabung dengan tim Project Management di IBM, menjadikan aku semakin semangat untuk menjadi Sahabat
Pedalaman. Sahabat Pedalaman adalah sebutan kami di IBM untuk semua orang yang mau berbagi peran dalam membantu masyarakat di pedalaman. Ada yang jadi donatur, relawan, dan ada juga yang bergabung full time menjadi insan IBM seperti aku.

Hal paling menarik sekaligus menantang buatku menjadi Sahabat Pedalaman adalah, ditugaskan untuk pergi ke Indonesia timur Aku ditugaskan IBM untuk mendistribusikan program dan bantuan dari donatur dan mitra ke empat pulau di Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu: Alor, Pura, Pantar, dan Baranusa.

Pergi ke Timur Indonesia

Tantangan pertama dimulai dari rumah, saat harus meminta izin orangtua. Aku si anak bungsu ini awalnya hampir tak diizinkan orangtua untuk pergi ke timur Indonesia. Tapi alhamdulillah ayah dan ibu akhirnya merestui, doa mereka lah yang menjadikan perjalananku semakin terasa ringan dan berkesan di akhir Maret hingga awal April 2018 lalu.

Masyarakat di keempat pulau itu sangat ramah. Mereka menyambut kedatangan tim IBM dengan berbagai hal; mulai dari tarian tradisional hingga makanan khas di sana. Khususnya di Pulau Pantar, rasanya di setiap tempat yang dikunjungi, aku tak bisa berhenti mengunyah, Sedap nian pokoknya.

Baca Juga: 4 Fakta yang Membuat NTT Menjadi Provinsi Tertinggal

Bersama dengan masyarakat NTT

Berkunjung ke 4 Pulau Sekaligus

Di empat pulau ini, kami mengunjungi 17 daerah binaan IBM. Bersama dengan para warga lokal di sana, kami mendistribusikan serta merampungkan sejumlah program yang menjadi amanah donatur dan mitra. Mulai dari pemberian motor untuk sarana transportasi Ustadz Jamal yang harus berjalan kaki hingga 25 km untuk mengajar di pedalaman, hingga pembangunan masjid Kabir yang didukung semangat gotong royong warga yang luar biasa.

Tidak hanya itu, kami juga menengok pembangunan Sumur Pura yang diakses oleh warga dengan melewati jalan dengan bebatuan besar dan turunan tajam. Sedih rasanya, saat harus melihat ibu-ibu dan anak-anak harus berjalan membawa jerigen dengan menyusuri lembah dan bukit berbatu. Aku saja rasanya nggak sanggup kalau harus mencari air seperti itu tiap hari, batinku.

Melintasi hutan dan juga bahagia bisa berkenala

Uniknya lagi, Sumur Pura yang dasarnya dangkal ini debit airnya besar. Sehingga insya Allah selalu bisa memenuhi kebutuhan warga. Bismillah, semoga menjadi amal jariyah bagi para donatur dan mitra yang telah mendukung program ini.

Sumur putra

Aku berharap, agar bisa kembali ke sana dan menjadi Sahabat Pedalaman sejati. Memberikan yang terbaik bagi saudara-saudara kita di pedalaman yang kekurangan dan butuh bantuan.

Baca Juga: 3 Masalah Besar yang Membuat NTT Harus Kita Bantu

Sekian ceritaku untuk ekspedisi ke NTT kali ini. Sahabat, semoga Allah senantiasa memudahkan kita untuk berbagi. Dan jangan lupa, ingat untuk selalu bahagia.

Salam hangat, Aldi!