Indonesia menempati peringkat ke 15 dalam urutan negara terluas di dunia. Luas wilayah Indonesia adalah 1,90 km persegi dengan lebih dari 16 ribu pulau yang membentang dari barat sampai ke timur wilayahnya.
Namun dibalik luasnya wilayah Indonesia, sering pula terjadi permasalahan yang cukup krusial, salah satunya adalah kesenjangan pembangunan. Isu yang hingga kini masih terjadi adalah adanya kesenjangan pembangunan antara wilayah barat dan wilayah timur Indonesia.
Contoh nyata dari kesenjangan pembangunan ini bisa Sahabat lihat di pedalaman Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut data tahun 2021, masih ada 352 desa di NTT yang belum teraliri listrik. Hal ini berbanding terbalik dengan wilayah Jawa yang justru mengalami surplus energi listrik.
Bukan hanya masalah pasokan listrik, kesenjangan pembangunan di Indonesia juga terlihat dari minimnya infrastruktur dan berbagai akses di pedalaman Indonesia Timur. Di pedalaman Kampung Kas NTT misalnya, anak-anak harus pergi bersekolah dengan mendayung sampan karena tak ada akses transportasi yang memadai atau infrastruktur sebagai sarana penyebrangan menuju sekolah.
Mengapa kesenjangan pembangunan ini bisa terjadi dan apa dampaknya bagi masyarakat di wilayah pedalaman Indonesia Timur? Berikut penjelasannya!
Kesenjangan Pembangunan yang Terjadi di Indonesia
1. Penyebab Terjadinya Kesenjangan Pembangunan di Indonesia
Tak hanya menjadi salah satu negara terluas di dunia, Indonesia juga menempati peringkat keempat sebagai negara dengan penduduk terpadat di dunia. Namun demografi penduduk di Indonesia hanya terpusat di kota-kota besar saja. Data menunjukan jika 60% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa.
Sebaran penduduk yang tidak merata ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kesenjangan pembangunan antara wilayah barat dan timur Indonesia. Dengan banyaknya sumber daya manusia yang berada di kota-kota besar Pulau Jawa, pembangunan di wilayah barat pun berjalan lebih pesat dibanding di wilayah timur.
Baca juga: Ketimpangan Sosial Wilayah Indonesia Timur dan Barat
Posisi ibukota Indonesia yang terletak di Jakarta juga menjadi penyebab terjadinya kesenjangan pembangunan di Indonesia. Sebagai ibukota negara, Jakarta yang terletak di Pulau Jawa ini menjadi pusat pemerintahan, pusat berkembangnya ekonomi, pusat lapangan kerja, pusat teknologi dan informasi, hingga pusat pendidikan. Berbagai proyek pembangunan pun dilakukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut.
Hal yang bertolak belakang terjadi di wilayah timur Indonesia, pembangunan di daerah pedalaman justru begitu minim dan lamban. Mahalnya biaya pembangunan karena letak geografis wilayah pedalaman juga membuat kesenjangan pembangunan antara kota besar dan desa di pedalaman Indonesia timur semakin kentara.
2.Dampak Kesenjangan Pembangunan di Indonesia
Terjadinya kesenjangan pembangunan antara wilayah barat dan timur Indonesia ini tentunya menjadi sebuah permasalahan karena menimbulkan berbagai dampak. Tak hanya dampak bagi wilayah yang mengalami keterlambatan pembangunan seperti wilayah Indonesia Timur saja, namun juga berdampak pada wilayah yang mengalami pembangunan pesat.
Bagi kota-kota besar seperti Jakarta, pesatnya pembangunan juga menimbulkan masalah baru seperti polusi, pencemaran limbah, kemacetan, banjir, penurunan permukaan tanah, kawasan yang semakin kumuh, dan berbagai permasalahan lainnya.
Kontras dengan yang terjadi di wilayah Indonesia timur, minimnya pembangunan sangat berdampak pada terbatasnya akses warga terhadap berbagai hal seperti air bersih, sarana kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya. Permasalahan ini berdampak pada kualitas hidup para warganya.
Misalnya saja dampak terbatasnya akses air bersih di Desa Tenda Kinde, NTT sehingga membuat warganya harus mengkonsumsi air payau. Konsumsi berkelanjutan air payau ini tentunya membahayakan kesehatan ginjal para warga setempat.
Di bidang kesehatan, kesenjangan pembangunan yang terjadi di wilayah timur Indonesia berdampak pada sulitnya masyarakat pedalaman untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Di Pulau Longos NTT, seorang ibu hamil harus meregang nyawa di atas perahu yang membawanya menyeberangi pulau untuk menuju rumah sakit terdekat.
Dampak kesenjangan pembangunan juga terlihat pada kualitas pendidikan anak-anak pedalaman. Data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2021 mencatat bahwa hanya 5,95% anak di NTT yang mengenyam pendidikan tinggi.
3.Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Kesenjangan pembangunan yang terjadi di wilayah barat dan timur Indonesia merupakan permasalahan serius yang harus segera dibenahi. Padahal seluruh rakyat Indonesia dari ujung barat hingga ujung timur berhak mendapatkan kemudahan akses yang sama untuk hidup mereka. Pemerataan pembangunan memang membutuhkan proses yang panjang dan rencana strategis dari seluruh pihak yang terlibat. Namun setiap perubahan besar bisa dimulai dari satu langkah kecil.
Sebagai saudara satu bangsa, kesenjangan pembangunan yang dirasakan saudara-saudara kita di pedalaman tentu juga menjadi permasalahan kita bersama. Oleh karena itu, kita pun bisa turut berkontribusi untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi mereka di pedalaman.
Satu kebaikan kecil yang Sahabat lakukan bisa memberi kontribusi terhadap masalah kesenjangan pembangunan yang sudah lama terjadi di daerah pedalaman Indonesia. Bersama Insan Bumi Mandiri, Sahabat bisa ikut membangun pedalaman Indonesia dan memberi perubahan yang berarti bagi mereka di pedalaman. Klik di sini untuk kirimkan kebaikanmu.
Referensi:
https://www.kompasiana.com/ahul/58509901927a61522ae229b8/pembangunan-di-indonesia-timur-vs-barat-merupakan-masalah-atau-solusi
https://pu.go.id/berita/kesenjangan-antara-kawasan-barat–timur-indonesia