Kesehatan

Kanker Serviks : Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah

kanker serviks

Menurut Union for International Cancer Control (UICC), kanker serviks adalah sebuah pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali pada lapisan serviks – bagian dari sistem reproduksi wanita yang terletak di bawah rahim, membentuk lubang dari rahim ke vagina.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), kanker serviks adalah kanker keempat yang paling umum terjadi pada perempuan di seluruh dunia. Pada 2020, diestimasikan terjadi  604.000 kasus baru dan 342.000 kematian yang disebabkan oleh kanker serviks. Perempuan yang mengidap HIV dinilai enam kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengidap HIV.

Di Indonesia sendiri kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia. Melihat angka ini, sudah sewajarnya kita waspada terhadap kanker serviks. Untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap kanker serviks, kita perlu mengetahui gejala, penyebab, ciri-ciri, dan cara pencegahan kanker serviks berikut ini.

Kanker Serviks

Gejala

Pada awalnya, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala sehingga sulit untuk dideteksi. Gejala biasanya muncul setelah kanker mulai menyebar. Ketika gejala kanker servik stadium awal benar-benar terjadi, gejalanya dapat meliputi:

  1. Pendarahan vagina setelah berhubungan seksual.
  2. Pendarahan vagina setelah menopause.
  3. Menstruasi yang terjadi lebih lama dari biasanya.
  4. Keputihan yang berbau menyengat atau mengandung darah.
  5. Nyeri pinggul atau merasakan sakit ketika berhubungan seksual.

Gejala kanker serviks stadium lanjut (sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain) mungkin termasuk gejala kanker serviks stadium awal dan beberapa gejala berikut ini:

  1. Sulit atau merasakan sakit ketika buang air besar bahkan hingga bisa berdarah.
  2. Sulit atau merasakan sakit ketika buang air kecil bahkan hingga bisa berdarah.
  3. Sakit punggung.
  4. Terjadi pembengkakan kaki
  5. Sakit perut.
  6. Merasa lelah.

Perlu diingat bahwa gejala-gejala di atas dapat disebabkan juga oleh penyakit lain. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan menemui dokter.

Penyebab

Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah sekelompok virus yang sangat umum ditemukan di seluruh dunia. Ada lebih dari 100 jenis HPV yang di mana setidaknya 14 di antaranya dapat menyebabkan kanker. Dua tipe HPV, tipe 16 dan 18, menyebabkan 70% kanker serviks.

HPV ditularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang sudah terinfeksi oleh HPV sebelumnya. Seseorang dengan HPV dapat menularkan infeksi kepada orang lain bahkan ketika mereka tidak memiliki tanda atau gejala.

Dalam kebanyakan kasus (9 dari 10 orang), HPV akan hilang dengan sendirinya dalam waktu dua tahun tanpa menyebabkan masalah kesehatan. Tetapi, ketika HPV tidak hilang, virus ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kanker serviks.

Kanker seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang setelah seseorang terinfeksi HPV. Walau dikebanyakan kasus HPV akan hilang dengan sendirinya, namun sejauh ini tidak ada cara untuk mengetahui siapa yang akan mengembangkan kanker atau masalah kesehatan lain karena terinfeksi HPV. Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah mungkin akan kurang mampu melawan HPV. Maka dari itu tidak heran jika orang dengan HIV lebih berisiko tinggi terkena kanker serviks.

Baca juga: Diabetes: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Cara Mencegah dan Pengobatan

Vaksin HPV dapat melindungi kita dari human papillomavirus yang umum menyebabkan kanker secara signifikan. Dengan vaksin HPV, risiko terkena kanker serviks dapat berkurang.

Pada tahap pra-kanker, penanganan menggunakan thermal ablation, cryotherapy, dan LLETZ dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan.

Pada kanker serviks stadium awal, bila terdeteksi dini, kanker serviks biasanya diobati melalui pembedahan, radioterapi, atau dengan kombinasi keduanya.

Pada kanker serviks stadium lanjut, radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi sering digunakan untuk pengobatan. Dalam beberapa kasus, pengobatan ini dapat memiliki dampak jangka panjang, termasuk pengangkatan rahim, menopause dini, dan infertilitas (mandul).

Ketika kanker serviks tidak dapat disembuhkan, ada cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat perkembangannya, menghilangkan rasa sakit, memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya..

Jika melihat statistik, dapat disimpulkan bahwa kanker serviks adalah penyakit yang mematikan. Untuk merendahkan risiko terhadap kanker serviks, kita dapat melakukan vaksin HPV. Namun, jika kanker serviks sudah terdeteksi ada di dalam tubuh, berbagai macam pengobatan dapat dilakukan disesuaikan dengan stadium kankernya.

Pengobatan kanker serviks ini tidaklah murah. Oleh karena itu, Sahabat dapat membantu saudara-saudara kita yang sedang berjuang melawan kanker serviks bersama Insan Bumi Mandiri. Semoga saudara-saudara kita di luar sana yang sedang berjuang melawan kanker serviks dapat diberikan kesembuhan oleh-Nya.

Baca juga: Standar Kebutuhan Air Bersih untuk Tiap Orang

Sumber artikel:
https://www.uicc.org/what-we-do/driving-global-impact/targeted-commitments/cervical-cancer-elimination-strategy?gclid=Cj0KCQiA6rCgBhDVARIsAK1kGPJIWinpg33oj1FM_KqdFKMHiuSDA_69G65G2Uw5H1crHH1nDN5_euwaAqezEALw_wcB
https://www.cdc.gov/std/hpv/stdfact-hpv.htm#:~:text=You%20can%20get%20HPV%20by,have%20no%20signs%20or%20symptoms.
https://www.cancer.gov/types/cervical/symptoms