Ekonomi NTT

Mengenal Kain Tenun NTT, Harta yang Bernilai Tinggi

kain tenun ntt

Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan budaya yang sudah begitu dikenal hingga mancanegara, yaitu kain tenunnya. Kain tenun NTT juga bukan sembarang kain tenun biasa, melainkan memiliki makna dan filosofi mendalam di setiap helaiannya. Kain tenun NTT juga selalu digunakan di setiap acara-acara penting masyarakat NTT. 

Kegiatan menenun sudah dikembangkan oleh setiap suku di Nusa Tenggara Timur secara turun-temurun demi tetap melestarikan seni tenun itu. Kain tenun bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur dipandang sebagai harta berharga milik keluarga yang bernilai tinggi.

Supaya Sahabat lebih mengenai warisan budaya NTT yang satu ini, yuk kita ketahui lebih jauh serba-serbi mengenai kain tenun NTT, harta yang bernilai tinggi. 

Mengenal Kain Tenun NTT

1.Asal Muasal Kain Tenun NTT

Masyarakat Nusa Tenggara Timur diperkirakan sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu. Kerajaan pertama masyarakat NTT berkembang pada abad 3 Masehi. dan sejak itulah diperkirakan masyarakat setempat sudah mengenal seni dan budaya, salah satunya adalah budaya menenun.

Pada zaman dahulu kala, kain tenun dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yakni sebagai busana biasa. Namun kemudian fungsi kain tenun NTT berkembang untuk kebutuhan adat, seperti upacara, tarian, perkawinan, dan pesta. Saat ini, kain tenun juga biasa digunakan sebagai selendang, sarung, selimut, hingga pakaian.

2.Proses Pembuatan Kain Tenun NTT

Sehelai kain tenun NTT rupanya melalui proses yang cukup panjang hingga bisa menjadi kain yang cantik dan bernilai tinggi. Proses pembuatan kain tenun NTT ini diawali dengan pemintalan kapas menjadi benang dan diikat. Kemudian, benang dicelupkan dalam pewarna. 

Tahap selanjutnya adalah pencelupan benang pada pewarna yang terbuat dari akar pepohonan. Setelah warna benang merata, kemudian dilanjutkan dengan proses penenunan. Biasanya, motif kain tenun NTT mencerminkan alam, hewan, serta benda-benda lain yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Namun saat ini, banyak kain tenun yang dibuat dari benang sintetis supaya dapat menjangkau pasar lebih luas.

3.Jenis-Jenis Kain Tenun NTT 

Menurut proses produksinya, kain tenun yang ada di NTT terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu tenun ikat, tenun buna, dan tenun lotis atau sotis atau songket.

Jenis kain tenun NTT yang pertama adalah tenun ikat. Seperti namanya, tenun ikat memiliki proses pembentukan motif dengan cara pengikatan benang. Pembuatan tenun ikat ini adalah dengan cara menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.

Kain tenun NTT selanjutnya adalah tenun buna. Proses pembuatan tenun buna atau tenunan buna adalah dengan menenun untuk membuat corak atau motif pada kain dengan menggunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai sehingga menghasilkan motif dengan berbagai warna yang begitu memikat mata.

Selain tenun ikat dan tenun buna, jenis kain tenun NTT lainnya adalah tenun lotis atau yang sering disebut dengan kain songket yang memiliki proses pembuatan yang mirip dengan tenun buna dan identik dengan warna dasar gelap seperti hitam, cokelat, biru tua, dan merah hati.

Pengrajin kain tenun NTT biasanya menggunakan pewarna alami seperti tauk, mengkudu, kunyit, dan tanaman lainnya. Namun di zaman modern, banyak pengrajin yang telah beralih menggunakan zat warna kimia karena banyak keunggulan yakni bisa mempercepat proses pengerjaan, tahan luntur dan sinar, tahan gosok, serta warnanya pun beragam.

4.Motif-Motif Kain Tenun NTT

Di masyarakat NTT, motif tenun dapat mencirikan dari mana si pemakai berasal. Hal tersebut dikarenakan dalam motif tenun tergambar ciri khas suatu suku atau pulau. Motif di kain tenun NTT merupakan wujud dari kehidupan masyarakat dan bentuk ikatan emosional yang erat dengan masyarakat tersebut. Masyarakat NTT begitu bangga dan senang menggunakan kain tenun asal sukunya, dan sebaliknya mereka akan canggung dan malu jika menggunakan tenunan dari suku lain.

Setiap kerajaan, kelompok suku, wilayah dan pulau di NTT memiliki sejumlah pola atau motif hiasan yang khas pada tenunannya. Motif khas tersebut kemudian diturunkan dengan cara mengajarkan kepada anak cucu mereka agar kelestarian seni tenun terus terjaga.

Kain tenun dari Sumba Timur misalnya, memiliki motif tengkorak. Di Maumere, motifnya lebih menggambarkan hujan, pohon, dan ranting. Motif-motif tersebut tampaknya terinspirasi dari masyarakat zaman dahulu yang keluar rumah dan melihat alam sekitar lalu dituangkan dalam kain tenun sehingga munculah motif alam tersebut.

Itulah serba-serbi mengenai kain tenun NTT yang amat berharga dan bernilai tinggi. Mengingat betapa bernilainya warisan budaya dari NTT ini, sudah seharusnya kita ikut menjaga kelestarian dari kain tenun NTT. 

Sejak tahun 2018, Insan Bumi Mandiri juga telah memulai program pemberdayaan Tenun.in yang bekerja sama dengan  PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI). Saat ini, sentra Tenun.in telah hadir di tiga titik wilayah NTT untuk memberdayakan para pengrajin tenun di sana dan melestarikan warisan budaya kain tenun NTT. 

Baca juga : Pengembangan Ekonomi Kreatif di Daerah NTT

Sahabat juga bisa ikut berkontribusi dalam program pemberdayaan ini untuk turut menjaga warisan budaya kain tenun NTT. Klik di sini untuk kirimkan dukunganmu terhadap program pemberdayaan tenun di pedalaman.

Sumber artikel : 
https://www.indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/tenun-ntt-harta-keluarga-yang-bernilai-tinggi