Kisah Pedalaman

3 Cara Istimewa Rayakan Kemerdekaan Ala Warga Pedalaman

Di tahun 2022 ini tepat sudah 77 tahun Indonesia merdeka. Setelah melalui perjuangan panjang dan pengorbanan pahlawan terdahulu, negara kita tercinta berhasil meraih kemerdekaannya. 

Untuk merayakan momen bersejarah ini, berbagai cara dilakukan oleh masyarakat. Mulai dari Sabang sampai Merauke, mereka berlomba-lomba memeriahkan acara yang digelar setiap tanggal 17 Agustus ini. Tak terkecuali daerah-daerah yang berada di wilayah pedalaman. Meski jauh dari hiruk pikuk kota, mereka tetap bersemangat dalam menyambutnya.  Beragam tradisi unik dan menarik khas daerah pun turut dihadirkan agar momen kemerdekaan menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bisa dinikmati banyak orang. 

Penasaran kan, Sahabat? Berikut adalah 5 cara istimewa rayakan kemerdekaan ala masyarakat pedalaman

1. Tradisi Pacu Kude, Suku Gayo, Aceh

source: pariwiasataindonesia.id

Berawal dari daerah di ujung barat Pulau Sumatera, Aceh. Bukannya menyelenggarakan lomba seperti balap karung atau tarik tambang. Warga di Aceh punya satu tradisi yang tidak kalah menariknya guna menyambut kemerdekaan. Namanya tradisi Pacu Kude, yaitu lomba balap kuda dengan joki berusia 10-16 tahun. Uniknya, dalam lomba ini tidak diperkenankan memakai pelana, jadi joki kuda hanya mengenakan pakaian biasa tanpa pelindung tubuh. 

Tradisi Pacu Kude sebetulnya sudah dimulai sejak masa kolonial Belanda pada tahun 1850. Dengan panjang lintasan sejauh 1,5 kilometer, para joki akan berlomba membawa kudanya hingga garis finish. Pada awal kemunculannya, pacuan kuda dilakukan ketika panen padi, atau oleh orang Gayo disebut dengan luah berume.

Namun setelah Indonesia merdeka, Pacu Kude kemudian diambil alih oleh pemerintah setempat. Masyarakat lokal menganggap jika tradisi ini menggambarkan perjuangan rakyat dalam meraih kemerdekaan. Sejak saat itu pula, Pacu Kude menjadi tradisi yang tidak pernah absen di setiap momen kemerdekaan 17 Agustus setiap tahunnya. 

Tradisi ini juga lambat laun menjadi daya tarik bagi daerah-daerah di sekitar Aceh. Sejauh ini, kurang lebih ada 6 daerah yang berpartisipasi memeriahkan Pacu Kude setiap tahunnya, yaitu Gayo Lues, Aceh Besar, Aceh Tenggara, Bener Meriah, dan juga Sumatera Barat. Adapun kuda yang digunakan untuk Pacu Kude adalah hasil persilangan antara kuda asli Gayo dan juga kuda Australia.

Untuk semakin memperkuat kedudukan budaya ini di masyarakat global, pada tahun 2016 lalu, Pacu Kude telah berhasil ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB Indonesia).

2. Tradisi Peresean, Lombok

source: wonderfulimages.kemenparekraf.go.id

Berlanjut ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tidak mau kalah dengan aceh, Lombok juga punya cara yang tak kalah uniknya dalam memeriahkan kemerdekaan. Setiap tanggal 17 Agustus, mereka menggelar lomba Peresean untuk adu ketangkasan. Peresean adalah tradisi Suku Sasak yang merupakan penduduk asli Pulau Lombok. 

Peresean adalah tradisi yang mempertemukan jagoan-jagoan (atau biasa disebut pepadu) dari berbagai macam daerah di pedalaman Lombok untuk adu ketangkasan, yaitu saling serang menggunakan rotan dan bertahan dengan perisai. Perisai yang digunakan terbuat dari kulit kerbau atau sapi. 

Meskipun termasuk tradisi yang berbahaya dan cukup ekstrim, tradisi unik ini memiliki banyak pesan tersirat lho, Sahabat. Seperti menunjukkan sikap ksatria dan persaudaraan antar laki-laki karena akan diuji dengan tradisi ini. 

Cara memeriahkan kemerdekaan yang khas ini akhirnya menjadi daya tarik bagi banyak orang. Membuat warga dari berbagai daerah baik lokal bahkan internasional beramai-ramai datang untuk menyaksikan Peresean. 

3. Lomba Dayung, Kalimantan

source: pariwisataindonesia.id

Bergeser ke pulau terbesar di Indonesia, Kalimantan. Daerah yang punya banyak sungai ini juga tak mau kalah. Tepatnya di Banjarmasin, masyarakatnya punya cara unik dalam merayakan kemerdekaan, yaitu Lomba Dayung Perahu Naga. Sesuai namanya, lomba ini mempertemukan beberapa regu yang siap mendayung perahu khas Kalimantan bernama Jukung di trek yang sudah disediakan. Satu regu biasanya diisi 10-12 orang, mereka akan berlomba siapa yang lebih cepat di garis finish. Untuk menjadi peserta lomba ini syaratnya hanya satu, harus bisa berenang. 

Menariknya, tidak hanya sekedar memeriahkan kemerdekaan Indonesia, lomba ini juga bertujuan untuk mencari bibit-bibit atlet unggul yang nantinya akan berlomba di gelaran yang lebih besar, seperti SEA Games atau ASIAN Games.

Kemeriahan Lomba Dayung Perahu Naga tidak hanya di Banjarmasin saja. Bahkan masyarakat dari provinsi lain berbondong-bondong datang untuk menjadi penonton maupun menjadi peserta lomba. Wah, menarik sekali ya, Sahabat! 

Sahabat, itu tadi 3 cara unik merayakan kemerdekaan ala warga pedalaman. Meskipun punya tradisi yang berbeda-beda, tapi tujuan mereka sama, yaitu memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia. Mengingatkan kembali tentang perjuangan luar biasa yang dilakukan oleh pahlawan-pahlawan terdahulu. Tanpa mereka, kita tidak akan bisa merasakan nikmatnya menjadi manusia yang merdeka. 

Semoga lomba atau acara apapun yang nantinya Sahabat ikuti saat kemerdekaan nanti bisa membuat Sahabat semakin mencintai Indonesia! Selamat Ulang Tahun Indonesiaku!

Sumber : 

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbaceh/pacu-kude-cerita-para-kuda-pacu-melintas-zaman/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pacu_Kude#:~:text=Pacu%20Kude%20adalah%20tradisi%20pacuan,pada%20hari%20ulang%20tahun%20Takengon

https://nasional.tempo.co/read/1616136/kemendagri-dan-pemda-siapkan-pembagian-10-juta-bendera-merah-putih