Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat masyhur dengan keindahan alamnya. Sebut saja Labuan Bajo, destinasi wisata NTT yang kini sudah mulai mendunia. Atau Pantai Pink yang terkenal karena pesona pasir merah mudanya.
Tak berbanding lurus dengan keindahan alamnya, julukan ‘pedalaman‘ masih melekat pada provinsi dengan jumlah pulau terbanyak ke-4 di Indonesia ini. Dewasa ini juga banyak lembaga yang berfokus untuk membantu NTT dan beberapa daerah pedalaman lainnya. Insan Bumi Mandiri salah satunya. Lembaga filantropi ini fokus membantu daerah pedalaman di NTT, NTB, Sumatera Selatan, dan Sulawesi.
Membantu Pedalaman Indonesia
Hadirnya lembaga yang fokus membantu pedalaman Indonesia ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang mengapa perlu untuk membantu daerah tersebut. Berikut tiga masalah besar yang menjadi alasan utama mengapa kita harus sama-sama membantu daerah pedalaman, khususnya NTT.
1. Tingkat Kemiskinan yang Tinggi
Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per bulan Maret 2019, NTT menempati posisi ketiga setelah Papua dan Papua Barat sebagai provinsi dengan angka kemiskinan terbesar.
Angka kemiskinan yang masih tinggi di setiap kabupaten/kota di NTT membuat provinsi ini terus dilanda permasalahan kemiskinan. Padahal, tingkat kemiskinan di Indonesia menurun 0,25% tapi di Provinsi NTT sendiri tingkat kemiskinan justru naik 0,06%. Angka itu sekaligus menjadikan NTT sebagai provinsi dengan kenaikan tingkat kemiskinan terbesar di Indonesia. (sumber: CNBC Indonesia)
Baca Juga; 4 Fakta yang Membuat NTT Jadi Provinsi yang Tertinggal
2. Minimnya Berbagai Fasilitas Umum
Banyaknya pulau-pulau di NTT menjadikan akses antar daerah di sana menjadi sulit. Ditambah dengan fakta kondisi alam yang gersang dan terjal, membuat berbagai fasilitas umum di sana sangat minim, khususnya fasilitas kesehatan.
Seperti di Pulau Longos, NTT tidak ada rumah sakit yang dekat dengan pemukiman warga. Jika ada warga yang mengalami sakit parah, mereka harus menempuh perjalanan berjam-jam mengarungi laut dengan perahu motor ke rumah sakit di Labuan Bajo. Pernah ada satu kejadian menyedihkan, saat seorang ibu hamil meninggal di perjalanan menuju rumah sakit menggunakan perahu motor.
Tidak hanya kesehatan, fasilitas pendidikan pun masih belum memadai. Banyak sekali sekolah dengan bangunan yang tidak layak atau kurangnya tenaga pengajar. SDN Batu Putih di Pantar Barat, Alor, NTT misalnya. Sekolah ini hanya beratapkan jerami, dindingnya pun cuma terbuat dari anyaman yang tidak menutup penuh.
2a. Sekolah yang Belum Layak
Bangunan seperti itu membahayakan siswa dan guru, karena jika ada angin besar sekolah akan mudah roboh. Seperti yang dialami oleh siswa SDN Naga Boleng di Manggarai Barat, NTT yang akhirnya harus belajar di bawah pohon karena sekolah mereka roboh ditiup angin kencang.
Selain fasilitas pendidikan dan kesehatan, sanitasi lingkungan juga masih menjadi masalah warga pedalaman NTT. Saat kemarau panjang, warga akan kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan, salah satu sekolah di Sikka, NTT tidak memiliki MCK. Jika siswa kebelet ingin ke kamar mandi, mereka harus lari ke laut.
Baca Juga: Darurat! NTT Krisis Air Bersih
3. Gizi Buruk
Masalah yang terakhir ini terjadi karena dampak dari dua masalah utama yang disebut sebelumnya. Tingkat kemiskinan yang tinggi, minimnya fasilitas kesehatan dan sanitasi membuat warga banyak terjangkit penyakit.
Kurangnya pasokan air bersih tentu saja memberi sumbangsih pada tingginya angka kurang gizi di NTT. Pada tahun 2018 saja, balita berstatus gizi buruk di NTT mencapai angka 29,5%. Hal itu membuat NTT menjadi daerah dengan proporsi balita gizi buruk terbesar se-Indonesia (sumber: Tirto).
Peliknya masalah di pedalaman NTT itu tidak bisa diselesai hanya oleh satu individu atau instansi terkait. Kita perlu berkolaborasi bersama untuk bantu membenahi permasalahan yang terjadi daerah pedalaman Indonesia.
Sahabat untuk itu, mari bersama-sama bergotong-royong untuk membantu saudara yang ada di pedalaman NTT.