Ende, September merupakan bulan spesial karena pada bulan ini melalui Keputusan Presiden (Kepres) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 16 Agustus 2021 lalu, telah resmi ditetapkan setiap tanggal 7 September diperingati dengan Hari Tenun Nasional (HTN).
Hari Tenun Nasional ini adalah upaya untuk mewujudkan kepedulian dalam hal pelestarian budaya milik bangsa Indoenesia khususnya kain tenun. Tanggal ini diambil karena berkaitan dengan sejarah diresmikannya Sekolah Tenun pertama di Indonesia pada 7 September 1929 oleh Dr. Soetomo di Surabaya.
Adanya penetapan Hari Tenun Nasional menjadi momentum untuk menggerakkan kegiatan tenun tradisional dan industri tenun serta pelestariannya sebagai warisan budaya. Momentum ini juga digunakan untuk meresmikan Program Pemberdayaan Tenun.in di Ende Nusa Tenggara Timur.
Program Pemberdayaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Program Pemberdayaan Tenun.in merupakan kerjasama antara PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dengan Yayasan Insan Bumi Mandiri (IBM) yang mempunyai tujuan yaitu sebagai upaya pelesatarian terhadap budaya yang ada di masyarakat NTT, serta untuk mengoptimalkan kearifan lokal, juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peresmian Sentra Tenun.in oleh Bupati Ende
Penerima manfaat dari program ini adalah mama-mama penenun yang berasal dari Dusun Mokekeso, Keluarahan Rewarangga, Kecamatan Ende Timur, Ende, NTT. Jumlah mereka adalah 30 orang dengan klasifikasi pemula hingga yang sudah mahir dalam menenun.
Program ini juga sepenuhnya didukung oleh pemerintah setempat seperti dari Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, hingga Provinsi. Dukungan langsung juga diberikan Ende Djafar H. Achmad selaku Bupati Ende yang turut hadir dan meresmikan secara simbolis Sentra Tenun.in. Dalam memberikan sambutan, beliau berkeinginan agar tenun Ende ini dapat juga dikenal orang banyak di luar Ende.
“Dengan adanya rumah tenun ini, semoga tenun bisa tetap lestari dan berkembang. Saya berharap semua orang bisa lebih mengenal tentang tenun Ende, bukan hanya disini saja tetapi harus sampai ke luar sana. Kalau bisa dibantu dari yayasan, agar ada gerai yang dibuka di Bandung untuk bisa memperkenalkan tenun Ende ini kepada orang-orang disana.”
Djafar H. Achmad
Sebelum melakukan peresmian dan pengguntingan pita, bupati juga mengunjungi lokasi workshop yang berada di bagian atas. Jadi di lokasi ini terdapat sentra utama, workshop dan galeri tenun. Konsep pembuatannya pun menggunakan kayu dan bambu yang berasal dari kebun sekitar lokasi. Dan untuk pembangunannya, masyarakat setempat secara bergotong royong, bahu membahu membangun semuanya secara bersama-sama.
Baca Juga: Insan Bumi Mandiri dan PT SMI Launching Program Pemberdayaan Tenun di Sumba
Selain pembangunan sentra, workshop, dan gerai, program ini juga memberikan bantuan berupa alat tenun dan bahan yang akan dibagikan kepada semua penerima manfaat. Dan dalam program ini pun akan diisi dengan pelatihan dan pendampingan berupa pengembangan inovasi produk, pengolahan keuangan, dan juga pemasaran agar kegiatan menenun yang dilakukan terus berkembang.
Penulis : Mohammad Gama Subarkah