Kesejahteraan guru, khususnya di pedalaman Indonesia merupakan PR besar dalam dunia pendidikan kita. Akankah hadirnya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan mampu mengubah nasib guru-guru di pedalaman Indonesia?
Cerita mengenai guru merupakan hal yang selalu menarik untuk dibahas. Bagaimana tidak, guru merupakan sosok berjasa yang mengantarkan banyak orang menuju kesejahteraan dengan bekal ilmu-ilmu darinya. Banyak kisah heroik yang terinspirasi dari perjuangan seorang guru, tapi tidak sedikit pula ada cerita sedih yang terlintas. Apalagi kisah guru-guru yang bertugas di pedalaman Indonesia.
Guru di Pedalaman Masih Memprihatinkan
Salah satu cerita sedih yang kami dapatkan adalah mengenai kesejahteraan guru yang ada di pedalaman Nusa Tenggara Timur (NTT). Masih banyak guru di daerah hidup dengan keadaan yang jauh dari kata sejahtera.
Contohnya Pak Yunus, ia merupakan seorang guru yang mengajar di MIS Al Awwalul Huda, Pulau Longos, Kab. Manggarai Barat. Upah yang ia terima setiap bulannya hanya sebesar Rp350.000, itupun ia terima setiap tiga bulan sekali. Minimnya penghasilan sebagai guru membuat Pak Yunus harus mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai pemukul batu untuk memenuhi kebutuhan beliau.
Baca Juga: Beginilah Nasib Guru di Pedalaman Indonesia, No.4 Pasti Anda Baru Tahu
Menurut relawan Insan Bumi Mandiri di NTT Usman, kesejahteraan guru di pedalaman NTT masih rendah. “Pendidikan di sini sudah merata, hanya saja tingkat kesejahteraan guru masih belum mendapat perhatian penuh, dari segi pendapatan masih kecil dan itupun diterima tiga sampai enam bulan sekali,” papar Usman.
Tentunya para guru di pedalaman ingin adanya perhatian yang lebih kepada mereka agar mereka dapat hidup lebih baik dan semakin semangat dalam mengajar. Hadirnya Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan yang baru diharapkan mampu membawa perubahan tersebut.
Nadiem Makarim : Tugas Guru Adalah yang Termulia Sekaligus yang Tersulit
Dikutip dari Kompas.com, pada moment hari guru 25 November yang lalu, menteri pendidikan Indonesia yang baru itu dalam naskah pidatonya menyampaikan, “…Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan…”
Pidato tersebut mendapat banyak sekali pujian sekaligus memunculkan harapan-harapan baru untuk pendidikan di Indonesia yang lebih baik, terutama nasib guru. Harapan baru untuk kesejahteraan guru Indonesia kini ada di pundak seorang Nadiem Makarim. Ia diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang lebih memperhatikan pendidikan di Indonesia secara menyeluruh. Terutama permasalahan kesejahteraan para guru yang berjuang di pedalaman.
Baca Juga: Pendidikan Jadi Masalah Terbesar di Pedalaman Nusa Tenggara Timur
“Dengan terpilihnya menteri pendidikan yang baru ini, kami berharap tolong perhatikan kesejahteran para guru honorer di pedalaman. Kerja mereka hampir sama dengan PNS, tapi imbalan yang didapatnya jauh dari harapan,” jawab Usman saat menjelaskan harapannya untuk Menteri Pendidikan yang baru, Nadiem Makarim.
Semua pola pendidikan akan sesuai dan berjalan dengan baik, jika para guru sebagai roda penggeraknya pun mendapatkan perhatian.