Sahabat, masih ingatkah Anda dengan film ‘Forrest Gump’? Film yang dibintangi oleh Tom Hanks itu merupakan film terlaris di tahun 1994 dan juga mendapatkan banyak penghargaan bergengsi.
Di dalam salah satu adegan filmnya, ada satu bagian yang mungkin seringkali kita lihat karena cukup epic dan mendebarkan, yaitu ketika Forrest (tokoh utama di film itu) sedang berlari karena ada sekelompok anak yang ingin mengganggunya. Padahal Forrest mengalami penyakit yang membuatnya tidak bisa berjalan normal, apalagi untuk berlari. Namun, karena kegigihannya Forrest yang awalnya tertatih-tatih, lama kelamaan bisa berlari kencang, penyangga di kakinya pun terlepas dan hancur.
Makna dalam dari Sebuah Film
Adegan tersebut mungkin hanya sekedar film, tapi sesungguhnya menyimpan makna yang dalam. Di kehidupan terkadang kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi jika mau berusaha dan bekerja keras semuanya menjadi mungkin dilakukan dan diraih.
Jika di dunia perfilman kita mengenal Forrest Gump, maka di dunia nyata ada kisah yang tidak kalah menginspirasi. Kisah yang berasal dari gadis remaja bernama Nia, seorang yang kehilangan kaki kirinya sejak balita.
Nia dan Keluarganya
Memiliki nama lengkap Nia Rahmawati Mautuka, sahabat kita ini berasal dari Sawa Lama, Desa Lendola, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kini Nia duduk di kelas 2 MTs Negeri Kalabahi. Nia tidak hanya kehilangan kakinya, ia juga kehilangan keluarga dan kenangan indah di masa kecilnya.
Sang ayah telah meninggal dunia, sedangkan ibunya mengalami gangguan jiwa sejak Nia kecil. Hal ini membuatnya kehilangan kasih sayang dari ibu dan penjagaan dari ayahnya. Untungnya, ada bibinya yang setia merawat dan menjaganya dari kecil. Saat ini ia tinggal bersama bibinya.
Kehilangan Kaki Sejak Balita
Dunia seakan tidak berpihak pada Nia. Gadis kecil yang ditinggal ayah dan ibunya itu harus kembali menghadapi kenyataan pahit. Saat usianya memasuki balita, timbul bintik hitam di paha sebelah kirinya. Karena khawatir, Sang Bibi membawa Nia ke rumah sakit di dekat rumahnya untuk diperiksa.
Satu minggu berlalu, tidak ada perubahan sama sekali. Ia pun kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) yang lebih besar untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.
Setelah dirasa sudah membaik kondisinya, Nia pulang kembali ke rumahnya di Alor. Baru 2 hari setelah dirawat, kakinya tiba-tiba membengkak seperti balon. Karena keterbatasan dana, Nia hanya mengonsumsi obat seadanya. Tak lama, kaki Nia yang membengkak pun pecah sampai mengeluarkan cairan bening.
Menjelang malam hari Nia mendapatkan kejadian yang tak akan terlupakan sepanjang hidupnya, pergelangan kakinya terlepas sendiri. Kejadian yang membuat kakinya harus diamputasi agar tidak menyebar ke bagian tubuhnya yang lain. Sejak Saat itu, Nia hidup dengan satu kaki.
Hidup Penuh Perjuangan
Kehilangan kaki kiri tak membuat Nia jadi patah semangat. Ia tetap menjalani hidupnya sepenuh hati. Nia tetap membantu bibinya memasak, menyapu halaman, dan juga rajin bersekolah. Bagi Nia, tidak ada yang lebih indah di dalam hidup ini selain bersyukur dengan kondisi apapun yang sudah Tuhan berikan.
Semoga kisah Nia dapat membuat kita lebih bersyukur dan bersemangat dalam menjalani hari.
Sahabat, saat ini Nia masih membutuhkan kaki palsu untuk membuatnya lebih bersemangat menjalani hari. Yuk kita bantu sama-sama. Klik di sini.