Ketika melihat kembali sejarah dari kenapa bisa ada Idul Adha, maka kita akan di bawa pada cerita tentang Nabi Ibrahim A.S yang mendapatkan mimpi untuk menyembelih anaknya sendiri. Sebagaimana hal tersebut sudah tertulis juga di dalam Alquran Surat Ash-Shaffat ayat 102:
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
Artinya: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.” (Qur’an Surat Ash-Shaffat ayat 102).
Ujian Kesabaran
Akan tetapi mendengar hal tersebut membuat Ismail kecil bukannya bersedih dan takut, melainkan melihat mimpi tersebut sebagai bentuk perintah Allah untuk menguji kesabaran dan keikhlasan.
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Pada saat itu umur Nabi Ibrahim sudah mulai mendekati usia 100 tahun, sementara itu sang anak Ismail yang memasuki usia 14 tahun. Dengan penuh kepasrahan kepada Allah SWT, akhirnya Nabi Ibrahim pun membaringkan Ismail di pelipisnya, setelah itu Allah SWT pun berfirman kepadanya:
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.” (Surat As-Shaffat, ayat 104 -105).
Semenjak saat itulah umat muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban di setiap Hari Raya Idul Adha.
Berbagi Kebahagiaan
Tepat tanggal 20 Juli 2021, pelaksanaan Kurban di Pedalaman sudah memasuki hari pertamanya. Pancaran kebahagiaan begitu terasa, sejak mulai melaksanakan Idul Adha sampai pada saat penyembelihan hewan kurban.
Seperti biasa, sebelum hewan kurban disembelih relawan di lapangan melakukan pengecekan terlebih dahulu agar hewan yang akan disembelih merupakan hewan yang sehat dan memenuhi syarat untuk disembelih sebagai hewan kurban.
Tak hanya itu, di masa pandemi ini juga kami tetap menjaga protokol kesehatan baik pada saat proses penyembelihan hingga sampai pada pembagian daging kurban.
Pelayaran Kurban untuk Pedalaman
Proses distribusi hewan kurban di pedalaman, terutama wilayah NTT sedikit berbeda jika dibandingkan dengan distribusi di kota besar pada umumnya. Jarak antar pulau yang berjauhan ditambah dengan lautan yang menyatukannya membuat jalur darat bukanlah pilihan pada saat itu.
Untuk membawa kambing dari satu pulau ke pulau lainnya, para peternak harus melakukan perjuangan ekstra. Salah satunya, yaitu dengan berenang dan kemudian mengangkutnya menggunakan perahu.
Seperti yang dialami relawan yang menjemput kambing di Pulau Kambing. Pulau yang hanya dihuni oleh kambing-kambing itu ada di Alor. Di pulau ini, kambing memang dibiarkan hidup bebas. Sesekali peternak datang memeriksa kondisi hewannya sembari mengecek kondisi.
Saat pengambilan hewan di pulau itu, kambing harus diajak berenang dari tepi pulau ke perahu karena tak ada dermaga. Setelah berenang, dengan hati-hati kambing diangkut ke atas perahu. Kambing pun berlayar menuju desa dan siap disembelih.
Terima Kasih Sahabat berkat kebaikan Anda kini saudara kita yang ada di pedalaman bisa menikmati daging kurban yang Anda titipkan. Tak hanya itu, para peternak yang berada di sana pun begitu senang, karena kambing dan sapi yang mereka sudah kembang biakan bisa laku terjual dan menjadi berkah sebagai hewan kurban.
Semoga keberkahan, kesehatan dan juga kekuatan senantiasa membersamai kita dimanapun berada. Aamiin. Untuk cerita kurban lainnya bisa Anda lihat di sini.