Rilis

Launching Tenun.In, Hidupkan Tradisi Masyarakat Sumba

Bagi masyarakat Sumba, kain tenun tidak hanya berfungsi sebagai pakaian saja. Namun, lebih dari itu, tenun dianggap sebagai budaya yang mengandung beragam makna serta mencerminkan nilai-nilai tertentu dari masyarakat.

Sayangnya, kurangnya pembinaan membuat belum banyak orang yang tahu tentang keistimewaan tenun dari Sumba ini. Padahal, tenun Sumba memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa lebih dikenal di Indonesia atau bahkan di mancanegara. 

Tradisi Tenun yang Istimewa

tenun merupakan salah satu kian yang istimewa

Tenun di Sumba memiliki keistimewaannya sendiri. Berjenis tenun ikat, kerajinan tenun Sumba dipenuhi oleh hiasan dekoratif dengan ragam bentuk, corak, dan warna yang beraneka ragam. Masing-masing memiliki makna di setiap goresannya.

Proses pengerjaan tenun Sumba juga tak kalah istimewanya. Untuk membuat tenun ikat Sumba membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun lamanya. Melalui 42 tahapan dan dibuat dengan bahan-bahan alami seperti akar mengkudu, serat kayu, hingga lumpur. 

Launching Tenun.In

kegiatan launching tenun.in

Pada Kamis, 5 November lalu, Pondok Tenun.In Pahmu Nduma Luri resmi dibuka. Sesuai dengan namanya yang berarti ‘perbaiki hidup’, kelompok tenun ini diharapkan dapat memperbaiki kehidupan masyarakat terutama di Kelurahan Preiliu, Kabupaten Sumba Timur, NTT sebagai tempat pondok tenun ini berada.

Kelompok tenun ini dibentuk atas dasar kepedulian terhadap budaya lokal dan upaya untuk memajukan perekonomian daerah. Guna melakukan kedua hal ini, diperlukan adanya sinergi dari banyak pihak. Oleh karena itu Insan Bumi Mandiri bersama PT.SMI dan pemerintah setempat mendirikan kelompok tenun ini. 

Membantu Mengentaskan Kemiskinan

pemberdayaan masyarakat dengan menenun membantu dalam mengentaskan kemiskinan

Kelurahan Preiliu berada di Kecamatan Kamberi, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Untuk menuju Preiliu Sahabat harus menempuh perjalanan sejauh 1,5 jam dari pusat kota. 

Sebelum adanya program ini, warga menenun di rumahnya masing-masing. Kehadiran kelompok tenun diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi mereka. Terutama dalam hal pembinaan dan pemasaran kain tenun Sumba. Sehingga tenun buatan wanita Sumba bisa lebih dikenal di masyarakat luas.

Selain itu diharapkan pula banyak penenun muda yang dibina di kelompok tenun ini sehingga tenun ikat Sumba bisa terus lestari dan tidak hilang dimakan zaman.

Sahabat, seru sekali ya perjalanan program Tenun.in di Sumba. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berkarya dan terus melestarikan budaya bangsa.