Kesehatan

Masalah Kesehatan yang Dialami Remaja Indonesia

masalah kesehatan remaja

Menurut UU Perlindungan Anak, remaja adalah seseorang yang berusia antara 10-18 tahun, dan merupakan kelompok penduduk Indonesia dengan jumlah yang cukup besar, yaitu mencapai hampir 20% dari jumlah penduduk Indonesia.

Remaja merupakan para generasi muda penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu, para remaja harusnya memiliki fisik yang sehat dan prima. Ditambah lagi masa remaja adalah masa-masa yang sangat berharga, sehingga para remaja seharusnya memiliki kondisi kesehatan fisik dan psikis yang baik. 

Di dalam masa remaja juga terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau pertumbuhan cepat dan juga masa pubertas. Pada fase tersebut, terjadi pertumbuhan fisik disertai perkembangan mental-kognitif, psikis, serta proses tumbuh kembang reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas. Oleh karena itu, masa remaja seringkali dianggap sebagai periode hidup yang paling sehat.

Sayangnya banyak para remaja saat ini yang tidak menerapkan pola hidup sehat. Data dari Global School Health Survey tahun 2015 menunjukan beberapa pola hidup tak sehat para remaja, seperti tidak selalu sarapan (65,2%), kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6%) dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7%). Survey juga menunjukkan beberapa persen remaja kurang melakukan aktifitas fisik (42,5%).

Pola hidup yang tidak sehat ini tentunya membuat para remaja rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Berikut  beberapa masalah kesehatan yang lazim dialami oleh para remaja di Indonesia. 

Masalah Kesehatan Para Remaja Indonesia 

1.Kekurangan Zat Besi (Anemia) 

Masalah kesehatan yang umum ditemui adalah Anemia, yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus menghantui remaja di Indonesia, khususnya remaja putri. Angka kejadiannya pun terbilang masih cukup tinggi.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%. Artinya, 3-4 dari 10 remaja menderita masalah kesehatan ini. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.

Anemia, khususnya pada remaja putri, harus diwaspadai karena berisiko menyebabkan masalah kesehatan ketika hamil nanti. Beberapa dampak anemia di masa kehamilan antara lain: bayi berat badan lahir rendah (BBLR), hingga kelahiran bayi prematur yang dapat meningkatkan risiko stunting.

Anemia juga bisa membuat para remaja yang mengalaminya merasa sulit berkonsentrasi serta menurunkan imunitas, kebugaran, dan produktivitas hingga berpengaruh pada turunnya prestasi belajar. 

2.Kegemukan (Obesitas) 

Masalah kesehatan lainnya yang sering dialami para remaja Indonesia adalah kegemukan atau obesitas, Obesitas merupakan kondisi ketika terjadi penumpukan lemak dalam tubuh akibat jumlah kalori yang masuk lebih banyak dibandingkan kalori yang dibakar. 

Menurut data Riskesdas Kemenkes RI (2018), sebanyak 16% pengidap obesitas di Indonesia terjadi pada remaja usia 13-15 tahun, dan 13,5 % pada usia 16-18 tahun. Salah satu faktor penyebab obesitas ini karena remaja menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang tidak aktif.

Oleh karena itu, penting agar para remaja Indonesia memantau pola makan dan aktivitasnya untuk mencegah masalah kesehatan ini. Pasalnya, obesitas dapat menyebabkan risiko terjadi penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes.

3.Wasting dan Stunting

Berlawanan dengan obesitas, masalah kesehatan yang banyak dialami oleh para remaja Indonesia adalah stunting dan wasting atau terlalu kurus. Menurut data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), di tahun 2018  masih ada 10,19% balita Indonesia yang mengalami wasting. 

Di tahun yang sama, sebanyak 8,7% remaja usia 13-15 tahun serta 8,1% remaja usia 16-18 tahun mengalami kondisi kurus dan sangat kurus.

Wasting ditandai dengan kurangnya berat badan menurut panjang/tinggi badan anak (BB/TB). Panjang badan digunakan untuk anak berumur kurang dari 24 bulan dan tingga badan digunakan untuk anak berumur 24 bulan ke atas. 

Meski tampak sama, wasting dan stunting adalah masalah kesehatan ini berbeda. Pada anak yang mengalami wasting, berat badannya saja yang kurang, namun tinggi badannya normal. Sementara pada anak stunting, tinggi badan mereka akan jauh lebih pendek dari anak sebayanya, begitu juga berat badannya yang jauh lebih rendah. 

Wasting juga terjadi dalam waktu singkat. Contohnya, berat badan anak turun drastis karena terserang diare atau penyakit infeksi lain atau kekurangan makan. Karena itu, jika wasting cepat diatasi, berat badan anak bisa kembali normal.

Kedua masalah kesehatan ini sama-sama berbahaya karena dapat menurunkan fungsi kognitif, kekebalan, dan sistem metabolisme tubuh. Oleh karena itu, diperlukan pencegahan sejak dini agar para remaja terbebas dari ancaman wasting atau stunting. 

Itulah beberapa masalah kesehatan yang kerap dialami oleh para remaja Indonesia. Kini saatnya bagi kita untuk semakin peduli terhadap berbagai masalah kesehatan yang mengancam para generasi penerus masa depan Indonesia ini. Yuk ikut buat perubahan untuk mengakhiri permasalahan kesehatan ini bersama Insan Bumi Mandiri!

Sumber artikel : 
https://genbest.id/articles/masalah-kesehatan-ini-masih-mengintai-anak-dan-remaja-indonesia
https://indonesiabaik.id/infografis/4-masalah-kesehatan-remaja-indonesia