Tentang IBM

Predikat WTP: Opini Tertinggi dalam Audit Keuangan Lembaga

Dewasa ini begitu banyak platform-platform galang dana yang bermunculan. Baik itu pribadi, komunitas, maupun lembaga/Yayasan. Tentunya, kita harus selektif dalam memilih mana yayasan yang akan kita amanahkan untuk mengelola dana sedekah atau infaq dari kita.

Tahukah Sahabat? Salah satu faktor terpercayanya sebuah lembaga adalah dengan laporan keuangan mereka, untuk itu perlu dilakukan audit yang benar dan terukur agar terhindar dari penyelewengan dana. 

Audit tersebut biasanya dilakukan oleh pihak independen di luar lembaga yang bersangkutan. Tujuannya agar hasil penilaian yang dihasilkan nantinya bebas dari intervensi pihak-pihak yang memiliki kepentingan.

Hasil Audit Keuangan

Setelah diaudit, maka seorang auditor atau yang bertugas akan mengeluarkan opini mengenai laporan keuangan tersebut.Jika tidak ditemukan kesalahan material dalam laporan, maka lembaga tersebut akan diberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Namun ada kemungkinan juga laporan tersebut terdapat salah saji. Untuk lebih lengkapnya, berikut jenis-jenis opini Audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) :

1. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Auditor bisa saja tidak memberikan opini dalam sebuah laporan keuangan. Hal ini terjadi apabila auditor tidak puas dengan seluruh laporan keuangan dari sebuah lembaga. Bisa juga terjadi jika auditor memiliki keterbatasan sehingga tidak dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Contohnya adanya penyajian material di laporan keuangan yang tidak terdeteksi. Jika hal ini terjadi, maka auditor tidak akan menyatakan opini terhadap laporan keuangan tersebut.

2. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Laporan keuangan haruslah disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku. Jika dalam laporan keuangan tersebut menyajikan kondisi yang tidak wajar dalam arus kas, hasil usaha, posisi keuangan, serta aspek-aspek lain dan juga tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, maka seorang auditor bisa memberikan opini tidak wajar. 

Adanya ketidaklengkapan dalam laporan keuangan juga dapat menjadi faktor lain kenapa laporan keuangan tersebut disebut tidak wajar. 

  1. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Opini ini diberikan untuk laporan keuangan yang telah menyajikan hal-hal material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Kecuali ada hal-hal yang dikecualikan dan akan dijelaskan nantinya.

  1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Penjelasan Paragraf (Modified Unqualified Opinion). 

Opini ini dinilai oleh auditor sebagai laporan keuangan yang layak atau wajar, namun diiringi dengan adanya penjelasan paragraf yang tidak punya pengaruh langsung kepada opini yang diberikan oleh auditor. Opini ini bisa muncul karena beberapa alas an, di antaranya adalah sebagai berikut : 

  • Sebagian pendapat sebelumnya ditarik oleh opini auditor yang independen lainnya
  • Dalam laporan keuangan, tidak terdapat aturan yang jelas sehingga menimbulkan potensi menyimpang dari standar yang sudah diberlakukan di dalam prinsip-prinsip akuntansi 
  • Adanya pengaruh ketidakpastian peristiwa masa depan dan hasilnya pun tidak bisa diprediksi.
  • Adanya keraguan besar akan konsep going concern. 
  1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) 

Opini ini menyatakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit telah benar disajikan secara wajar, baik dalam posisi keuangan, arus kas entitas, hasil usaha, serta posisi keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan yang berlaku di Indonesia. Adapun beberapa kriteria kenapa bisa disebut wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut : 

  • Terdapat tiga standar umum yang sudah berhasil dipenuhi
  • Lengkapnya laporan keuangan
  • Adanya bukti yang cukup dan juga sudah diakumulasi sebagai kesimpulan bahwa 3 standar lapangan sudah berhasil dipenuhi
  • Laporan keuangan yang diaudit sudah sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). 
  • Tidak ada situasi yang membuat auditor untuk memberikan penambahan paragraf ataupun memodifikasi laporan keuangan. 

Insan Bumi Mandiri, 5 Tahun Meraih Predikat WTP

Jika Sahabat mencari yayasan galang dana yang terpercaya, maka Insan Bumi Mandiri menjadi pilihan yang bisa Sahabat pilih. Secara konsisten, yayasan yang memiliki fokus untuk membantu masyarakat di pedalaman ini meraih predikat WTP 6 tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2016, 2017, 2018, 2019, 2021, dan 2022. 

Artinya, laporan keuangan Insan Bumi Mandiri bebas dari keraguan serta ketidakjujuran dan juga lengkap informasinya. Penjelasan pada laporan keuangan juga sudah disajikan secara informatif dan tidak menimbulkan tafsir ganda. 

Oleh karena itu Insan Bumi Mandiri terus berkomitmen menjadi lembaga yang terpercaya, amanah, dan menyalurkan donasi kepada orang-orang yang membutuhkan di wilayah pedalaman. 

Sejak 5 tahun yang lalu, Insan Bumi Mandiri telah membantu 313.883 penerima manfaat dalam 872 program yang tersebar di 486 desa/kelurahan di seluruh Indonesia. Harapannya, Insan Bumi Mandiri bisa terus menjadi jembatan kebaikan bagi sahabat-sahabat yang ingin menyalurkan bantuannya untuk masyarakat yang membutuhkan di pedalaman.

Demikian artikel 5 jenis audit keuangan ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Sumber :

https://zahiraccounting.com/id/blog/5-jenis-opini-audit-laporan-keuangan/
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-opini-audit-laporan-keuangan/
https://www.rusdionoconsulting.com/opini-audit/