Sedekah

Perbedaan Infaq dan Sedekah beserta Contohnya

perbedaan infaq dan sedekah

Hampir setiap manusia di muka bumi ini memiliki pertanyaan. Besar maupun kecil, sulit untuk dijawab ataupun mudah. Beberapa pertanyaan tersebut seringkali muncul dari yang terbuka hingga tertutup. Memungkinkan untuk terjawab hingga mustahil untuk terjawab dengan kondisi saat ini. 

Tak jarang beberapa pertanyaan bermunculan secara tiba-tiba. Kita pun selalu mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Beberapa jawaban mungkin terdengar berkesan, tetapi tak jarang belum jawaban yang diutarakan itu bisa membuat kita (sebagai penanya) puas akan jawabannya.

Hikmah dari Bertanya

Bertanya merupakan salah satu langkah awal untuk masuknya ilmu dan juga keridhoan dari Allah SWT terhadap makhluknya. Pertanyaan yang kritis juga dapat membantu dalam mempertajam daya ingat dan juga kemampuan seseorang dalam memahami segala sesuatu yang ingin ditanyakan.

Dari sekian banyak pertanyaan tersebut, salah satunya adalah mengenai Infaq yang seringkali ditanyakan oleh Sahabat. Berikut adalah beberapa pertanyaan beserta jawaban yang sering muncul berkaitan dengan Infaq, mari kita lihat ulasannya:

Apa yang dimaksud dengan infaq?

Infaq sendiri berasal dari kata anfaqa yang memiliki arti mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan maupun penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.

Selain itu, infaq juga adalah mengeluarkan harta dengan sukarela yang dilakukan oleh seseorang. Di sini Allah SWT memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta maupun jumlah yang sebaiknya diserahkan. Misalnya setiap kali a memperoleh rezeki, maka ia pun diperbolehkan untuk menginfakkan sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Apa perbedaan infaq dan sedekah? 

Untuk memahami mengenai perbedaan antara infaq dan sedekah pertama-tama yang perlu untuk dilakukan adalah memiliki pemahaman dasar mengenai infaq dan sedekah. Sehingga kita menjadi lebih bisa memahami letak perbedaannya.

Walaupun memang kedua kata tersebut begitu familiar di telinga kita serta identik dengan kegiatan memberikan sebagian dari rezeki yang kita dapatkan. Namun, infaq dan sedekah ternyata memiliki arti yang sangat berbeda.

Pertama Infaq memiliki arti mengeluarkan dan membelanjakan harta untuk donasi atau kebutuhan yang bersifat konsumtif. Sementara sedekah berarti membelanjakan harta atau mengeluarkan dana dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah , misalnya seperti ibadah maupun amal shalih.

Hal yang paling terasa dari Infaq ini misalnya saat Sahabat memberikan nafkah kepada istri untuk kebutuhan sehari-hari. Lalu, sedekah pun tidak harus selalu berupa harta dan benda. Bahkan, senyumpun termasuk sedekah juga.

Apa saja jenis infaq?

Sebagaimana dengan penjelasan yang ada di atas, Infaq yaitu mengeluarkan atau membelanjakan harta yang mencakup zakat dan non-zakat. Infaq terbagi menjadi 2 ada yang wajib serta ada juga yang sunnah. Jenis Infaq yang pertama adalah Infaq Wajib diantaranya seperti kafarat, nadzar, zakat dan sebagainya. Lalu, ada Infaq yang hukumnya sunnah diantaranya infaq kepada fakir miskin sesama muslim hingga berinfaq bagi mereka yang mengalami bencana alam.

Infaq dan sedekah diberikan kepada?

Ketika kita sudah lebih memahami lebih dalam mengenai Infaq hingga berlanjut ke beberapa jenis dari Infaq. Kemungkinan besar keinginan untuk berinfaq akan muncul jika Anda sudah mulai memahaminya.

Lalu, kepada siapa infaq diberikan? Hal tersebut tertera sebagaimana dalam firman Allah SWT:

يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, ‘Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.’ Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” QS Al-Baqarah: 215

Infaq pada QS Al-Baqarah Ayat 215 ini adalah sedekah yang bersifat sebagai anjuran atau sunnah. Bukan zakat yang diwajibkan dalam agama dan telah ditentukan kepada siapa yang berhak untuk menerimanya, sebagaimana hal tersebut tertuang dalam QS At-Taubah:60. Berikut beberapa golongan yang berhak untuk di infakkan.

1. Orangtua

Orang yang pertama paling berhak kita sedekahi adalah orangtua. Hendaknya harta yang kita miliki diberikan lebih dahulu kepada orang tua yaitu ibu-bapak, karena keduanya adalah orang yang paling berjasa kepada anaknya. Merekalah yang telah mendidik sejak dalam kandungan, dan pada waktu kecil bersusah payah dalam menjaga pertumbuhannya.

2. Kaum Kerabat

Setelah orangtua, barulah nafkah diberikan kepada kaum kerabat, seperti anak-anak, saudara-saudara yang memerlukan bantuan. Mereka itu adalah orang-orang yang semestinya dibantu, karena kalau dibiarkan saja, akhirnya mereka akan meminta kepada orang lain, hal tersebut bisa berakibat dari kurang harmonisnya hubungan antara kerabat.

3. Anak Yatim

Setelah orangtua dan kerabat, kita memberikan infak dan sedekah kepada anak-anak yatim yang belum bisa berusaha untuk memenuhi keperluannya. Anak yatim merupakan mereka yang sejak kecil sudah ditinggalkan oleh ayah mereka, kondisi tersebut membuat mereka hidup dengan penuh keterbatasan sehingga perlu untuk dibantu.

4. Orang Miskin

Orang miskin membutuhkan bantuan karena mereka hidup serba kekurangan. Keutamaan membantu orang miskin sangat bernilai di sisi Allah. Selain dapat meringankan kesulitan maupun beban hidup yang mereka miliki. Infaq juga dapat perlahan mengurangi kemiskinan yang ada di sebuah wilayah tertentu.

5. Musafir

Orang yang berhak berikutnya orang-orang yang sedang dalam perjalanan atau biasa disebut dengan musafir. Mereka layak diberi infak dan sedekah untuk menutupi keperluannya. Kemudian, meringankan beban karena sekalipun mereka tidak ada hubungan famili, tetapi mereka adalah saudara semasa muslim, yang sewajarnya dibantu ketika mereka berada dalam kesusahan.

Sedekah paling utama diberikan kepada siapa?

Sesuai dengan penjelasan di atas, sedekah yang paling utama adalah memberikan yang terbaik dari harta maupun kemampuan yang kita miliki. Termasuk kepada kedua orang tua yang telah melahirkan, mengurus serta menjaga sehingga dapat tumbuh dan berkembang hingga sejauh ini.

Dalam Al Quran pun, Allah memberikan petunjuk kepada siapa saja harusnya sedekah itu diberikan. Ternyata, Allah menempatkan di urutan pertama dalam daftar orang-orang yang harusnya mendapatkan sedekah adalah kedua orang tua. Bersedekah kepada kedua orang tua merupakan hal yang paling utama. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah: 215).

Bolehkah uang sedekah subuh diberikan kepada orang tua?

Sedekah subuh merupakan salah satu amalan yang penuh dengan keutamaan. Saat melakukan sedekah subuh ini, begitu banyak yang mempertimbangkan untuk memberikannya kepada orang tua tercinta. Apakah boleh? Jawaban dari pertanyaan tersebut sangat sederhana, yaitu boleh.

Bahkan pada beberapa kondisi tertentu, Sahabat memiliki kewajiban untuk memberikan sedekah kepada orang tua. Kewajiban tersebut pun berlaku tidak hanya ketika Sahabat masih berstatus lajang, tetapi juga ketika sudah menikah.

Dalam bersedekah seorang pemberi dilarang untuk menyakiti?

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ


Ketika seorang muslim melakukan sedekah/infaq. Maka ada beberapa hal yang tidak boleh untuk dilakukan, seperti menyebut-nyebutkannya, menyakiti perasaan si penerima infaq, hingga bersedekah dengan niat memamerkannya kepada orang lain. Hal tersebut tertuang jelas dalam QS Al-Baqarah: 264.

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” QS Al Baqarah: 264

Berapa persen gaji yang diberikan kepada orang tua?

Memberi uang kepada orang tua adalah salah satu budaya yang dijumpai di Indonesia. Hal ini dinilai sebagai salah satu bentuk balas budi karena orang tua telah membesarkan dan mendidik hingga dewasa.

Hal tersebut biasanya dilakukan saat seorang anak sudah tumbuh dewasa dan sudah bekerja. Tidak hanya saat hari-hari besar seperti Idul Fitri saja, memberi kepada orang tua juga dapat dilakukan setiap bulan, misalnya saat gajian. Lalu berapakah uang yang diberikan kepada orang tua kita? Hal tersebut tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan juga kapasitas yang Sahabat dapat berikan kepada orang tua.

Sahabat, demikian penjelasan singkat mengenai infaq dan juga keutamaannya. Bagi Anda yang masih memiliki pertanyaan lain dapat membaca artikel kami lainnya maupun melihat cerita dari saudara di pedalaman Indonesia.

donasi pedalaman bantu mereka yang membutuhkan